Akhyar Mendapat Giliran Pertama Bertemu Aktivis Lintas Xponen 98
Selain itu, Akhyar juga berharap agar warga dapat mewadahi sampah. Ini dilakukan agar efektivitas petugas dapat kerja lebih cepat dan melayani warga dengan maksimal. Sebab, jika tidak, maka pengangkatan sampah akan membutuhkan waktu yang lama.
"Sekarang ini mindset kita, membiarkan sampah. Memang benar, itu pasti akan diangkat petugas kita, tapi ini kan membutuhkan waktu yang lama. Mereka mengumpulkannya dulu, baru dinaikkan ke atas mobil. Jika sudah diwadahi, maka petugas kita bisa dengan cepat mengangkut sampah-sampah warga. Untuk itu, marilah kita ubah ini," pintanya.
Dalam pertemuan itu, ada banyak persoalan yang terungkap seperti permasalahan sosial, jaminan kesehatan masyarakat Medan Sehat yang diungkap Ustad Rafdinal selaku anggota Lintas Xponen 98.
Ustad Rafdinal juga mengakui, soal jalan dan insfrastruktur sudah terlihat lebih baik, begitu juga penataan sungai. Soal sampah, juga sudah terlihat, tapi tidak serta merta, namun ini butuh mindset.
"Kami apresiasi. Tapi kami masih melihat masih adanya yang perlu dilakukan pembenahan," tukasnya.
Menyinggung soal pemetaan drainase, salah seorang Lintas Xponen 98, Sahrul Isman membeberkan masih terdapat titik yang terdapat genangan air di Kota Medan. Dia berkeinginan Pemko Medan punya peta soal drainase hingga terjawabnya persoalan genangan air yang terjadi ketika hujan turun.
Tak hanya itu, soal indeks kebahagiaan, Sahrul Isman juga menyinggungnya. Indeks kebahagiaan yang dimaksud yang berbicara soal ruang terbuka hijau (RTH). Saat ini, RTH masih kurang di Kota Medan.
"Itu bisa dijadikan tempat bermain, di sini masih kurang. Seperti di depan rumah dinas gubernur, walau masih kurang. Namun taman itu bisa dijadikan keluarga sebagai tempat untuk rekreasi," ucapnya.
Dia juga meminta Akhyar untuk mengembalikan kebudayaan kota. Kalau dulu, masih banyak orang budaya yang muncul. Seperti taman budaya.