Akhyar Mendapat Giliran Pertama Bertemu Aktivis Lintas Xponen 98
"Ke depan, bagaimana kita mengembalikan ruang budaya ini. Saya kira kalau ini dihidupkan, saya rasa ini sejalan dengan harapan masyarakat dan pemerintah. Seperti halnya, kalau kita berbudaya, tentu salah satu contohnya kita tidak lagi membuang sampah sembarangan, karena ini sudah menjadi budaya bagi kita," ujarnya lagi.
Tak hanya itu, Tengku Yans Fauzie juga menerangkan, Medan hari ini sangat kaya terkenal dengan kuliner dan beragam kebudayaan.
"Saya lihat banyak usaha-usaha yang muncul dari masyarakat. Namun peran pemerintah masih kurang. Perlu juga adanya peran pemerintah di setiap kecamatan untuk melakukan pembinaan terhadap sentra UKM," tandasnya.
Di tempat yang sama, salah seorang pengurus dari Generasi Anti Narkotika Nasional (GANN), Adi menyampaikan, pemberantasan narkoba harus dilakukan. Bahkan, saat ini masyarakat takut saat harus pulang jam 10 malam.
Dia juga mengaku hampir tidak ada tempat aman di Kota Medan. Semua tindakan atau perilaku kriminal tersebut buah dari hasil narkoba.
"GANN memiliki sebuah program rumah curhat bagi keluarga dan pengguna narkoba. Rumah curhat ini kita bangun untuk menampung semua aspirasi. Artinya, kita singkirkan dulu rasa takut bagi keluarga dan pengguna narkoba terhadap hukum, artinya melakukan sebuah pendekatan pendekatan persuasif," terangnya.
Di akhir pertemuan, Akhyar menyampaikan, apa yang menjadi harapan bersama ini akan ditampung sebagai masukan baginya untuk menata kota ini. (rls/jpnn)