Akidi Tio
Oleh: Dhimam Abror DjuraidPandemi yang melanda dalam setahun terakhir menyebabkan orang miskin di Indonesia naik sepuluh persen, atau setara dengan 27 juta orang.
Orang-orang miskin itu menjadi korban yang paling menderita akibat pandemi dan pembatasan pergerakan yang sekarang diterapkan pemerintah.
Kasus Pak Bilal, penarik becak berumur 84 tahun yang meninggal di atas becaknya di Yogyakarta, maupun kasus Vino, anak sepuluh tahun yang yatim piatu karena kedua orang tuanya meninggal karena Covid 19 di Kalimantan Timur, adalah contoh kecil dari penderitaan rakyat miskin yang tak tertanggungkan.
Bagi orang-orang miskin itu pilihannya sama-sama mengerikan, mati kena virus di jalan, atau mati kelaparan di rumah.
Sistem pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial yang diberikan pemerintah masih belum menjangkau orang-orang miskin seperti Pak Bilal dan Vino.
Tindakan filantropis Akidi Tio akan sangat membantu mengatasi kerumitan ini. Tindak filantropis Akidi Tio seharusnya bisa mengetuk hati orang-orang kaya Indonesia, bahwa sekaranglah saat yang paling tepat untuk memberi, setelah selama ini mereka sangat banyak menerima.
Sangat banyak orang-orang yang menjadi relawan dan berjuang keras membantu warga miskin yang menjadi korban pandemi.
Namun, belum ada yang sedermawan (keluarga) Akidi Tio. Siapa pun dia, dia akan tercatat sebagai salah satu filantropis besar di Indonesia.