Aksi Indonesia Untuk Perubahan Iklim Dunia
Sementara itu ditekankan, bahwa sangat penting masyarakat Indonesia mengetahui tindak lanjut pertemuan Marrakesh, karena dampak dari perubahan iklim sudah nyata dirasakan.
Cuaca ekstrim yang terjadi di banyak daerah di Indonesia, menjadi salah satu bukti nyata pengaruh dari perubahan iklim. Untuk itulah Pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi, peneliti, tokoh masyarakat, pihak swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat, masyarakat umum bahkan sampai individual memiliki peran masing-masing yang secara simultan dapat berkontribusi dalam upaya Nasional mengendalikan perubaan iklim.
Menteri Siti menambahkan, di Indonesia juga sudah banyak dilakukan berbagai kegiatan penanganan perubahan iklim yang dimulai dari inisiatif masyarakat, disamping juga kebijakan secara Nasional dalam hal pengelolaan hutan dan lahan, serta energi dan fiscal.
Salah satu upaya nyata adalah berbagai aksi penanaman pohon secara rutin di berbagai daerah. Bahkan penanaman serentak 238 ribu pohon di Tuban beberapa waktu lalu, berhasil memecahkan Guiness Book of World Record.
Sistem adopsi pohon juga sudah banyak diprakarsai masyarakat, seperti di Cianjur, Jawa Barat dan daerah lainnya. Juga prakarsa masyarakat, para tokoh dan BUMN, seperti pendirian pusat mangrove dan arboretum jenis tanaman lowland, coastal di Indramayu.
Beberapa kebijakan kunci fiscal juga dilakukan, seperti mengurangi subsidi BBM di APBN, aturan OJK untuk tidak memberikan fasilitas keuangan bagi perusahaan yang tidak melindungi lingkungan hidup, dan dukungan pengembangan listrik dari sampah.
Selain itu dengan melakukan moratorium gambut dan hutan primer, moratorium sawit dan restorasi gambut, moratorium batubara walau masih terbatas, serta kebijakan hutan sosial yang melibatkan masyarakat lokal dan masyarakat adat, karena secara langsung mereka bisa menjaga hutannya dari dekat.
(rls16)