Al Gore: Atasi Perubahan Iklim perlu Ambisi dan Keberanian
Menurut ilmuwan James Hansen dan Makiko Sato, pemanasan global selama beberapa dekade terakhir ini cukup besar sehingga muncul perubahan iklim regional.
Ada perbedaan mencolok antara negara-negara yang bertanggung jawab atas emisi karbon dioksida, gas rumah kaca penyebab perubahan iklim dengan daerah-daerah yang paling terkena dampak.
Pemerintah Indonesia telah berkomitmen pada target pengurangan emisi gas rumah kaca ambisius dan menerapkan respons nasional yang komprehensif terhadap perubahan iklim.
Peran aktor non-negara untuk mempercepat tindakan membangun prakarsa kerja sama yang konkret, ambisius dan berkesinambungan juga diakui.
Dalam hal inspirasi aksi iklim, tegas Amanda Katili, Indonesia tergolong mempunyai keberanian besar dengan mencanangkan target untuk mengintegrasikan aksi iklim ke dalam agenda pembangunan nasional. Inisiatif Pembangunan Rendah Karbon yang diluncurkan di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional pada Oktober 2017 bertujuan untuk secara eksplisit memasukkan target pengurangan emisi gas rumah kaca ke dalam perencanaan kebijakan, disertai dengan berbagai intervensi untuk melestarikan dan memulihkan sumber daya alam.
Sebagai aktor non-negara, The Climate Reality Project Indonesia bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mengarusutamakan isu krisis iklim dan solusinya di Indonesia.
Terpilihnya Amanda Katili, Manager Climate Reality Indonesia yang juga Ketua Tim Ahli Utusan Khusus Presiden untuk Perubahan Iklim, sebagai narasumber untuk kawasan Australia dan Asia Pasifik, dengan tokoh ternama Al Gore sebagai moderator merupakan pengakuan atas upaya Indonesia dalam menyikapi krisis iklim.
The Climate Reality Project, yang didirikan oleh Al Gore adalah sebuah jaringan global dengan 19 ribu relawan climate reality leaders di 152 negara yang telah memperoleh pelatihan dari Al Gore.