Alunan Musik Bisa Membantu Pasien Stroke, Depresi, Anak Berkebutuhan Khusus
jpnn.com, JAKARTA - Musik bukan sekadar hiburan semata. Secara klinis, menurut Jessica Hariwijaya yang merupakan terapis musik Siloam Hospitals Lippo Village, musik terbukti mampu membantu menangani masalah kejiwaan yang berhubungan dengan penyakit emosional, kognitif, hingga masalah sosial.
"Musik terapi bisa menciptakan ruang untuk berkembang, dan berkomunikasi tanpa diperlukan kata-kata," kata Jessica dalam paparannya secara daring, Kamis (15/4).
Mendengar musik atau memainkan musik, lanjutnya, biasanya membuat mood meningkat, lebih bersemangat, meningkatkan berkonsentrasi. Juga pikiran menjadi lebih tenang.
Jessica menambahkan terapi jenis ini bisa diikuti oleh orang yang mengalami berbagai masalah kesehatan mental, seperti depresi dan trauma, autisme atau anak berkebutuhan khusus, juga penderita gangguan jiwa dan orang yang mengidap dementia (pikun).
"Begitu juga orang yang mengalami kerusakan otak, seperti stroke atau cedera otak traumatis," ujarnya.
Lewat terapi musik, menurut Jessica, orang-orang tersebut bisa lebih peka terhadap emosi sekaligus membangun koneksi dengan orang-orang yang mereka sayangi.
Namun, lanjutnya, terapi musik sebaiknya dilakukan oleh mereka yang memiliki keahlian khusus, bersertifikat, dan bisa dilakukan secara individu maupun berkelompok.
"Seorang terapis musik minimal lulusan sarjana musik," ungkapnya.