AM Fatwa di Mata Fahri Hamzah
Fahri bertiga dengan Amien Rais naik mobil Fatwa. Setelah melihat Monas yang dipenuhi alat persenjataan berat, mereka kembali ke Menteng dan memutuskan untuk membatalkan aksi damai keesokan harinya.
"Yang ternyata malah Pak Harto (Presiden RI Kedua Soeharto) mengundurkan diri 21 Mei 1998," ujarnya.
Fahri juga bercerita pernah bersama-sama Fatwa di DPR dan MPR. Fahri mengenal secara dekat sekali cita-cita dan perjuangannya sejak awal sehingga kemampuan dan pandangan politiknya.
"Dia seorang politisi Islam yang memiliki observasi yang sangat luas pada persoalan sejarah, ke-Islaman dan ke-Indonesia-an," ujar dia.
Menurut dia, Fatwa itu seperti sisa akhir dari peninggalan politik Islam dari masa lalu. Karena itu, kepergian Fatwa ini membuat Indonesia kehilangan orang yang pernah sangat ada di pentas politik di negeri ini.
"Mudah-mudahan kita mengambil banyak contoh dari Pak Fatwa karena sesungguhnya dia merupakan politisi yang sangat senior dan meninggalkan bekas yang sangat mendalam," paparnya.
Terakhir, Fahri mengaku sempat ada perbedaan pendapat tentang KPK yang sampai membuat Fatwa marah. Namun, kata Fahri, entah mengapa pada hari berikutnya Fatwa mengirim surat meminta maaf.
"Dan saya pun bertamu. Dalam kesempatan itu beliau ada permintaan khusus terkait masa depan politik saya pascaPKS tetapi saya mendiskusikannya secara santai," kata Fahri. "Selamat jalan Pak Fatwa, kami semua pasti menyusulmu," imbuhnya. (boy/jpnn)