Anak Berpotensi Miskin di Indonesia Jika Tak Ada Perempuan Berpendidikan
Anak-anak Indonesia lebih berisiko kurang sejahtera jika tidak ada sosok perempuan berpendidikan dalam keluarga.
Menurut laporan hasil studi terbaru di Indonesia, perempuan dipandang sebagai sosok penting dalam mengatasi kemiskinan multidimensi pada anak.
Dalam laporan terbaru yang dikeluarkan oleh lembaga penelitian SMERU, terungkap bahwa prevalensi atau tingkat kelaziman anak miskin semakin kecil ketika tingkat pendidikan perempuan dewasa dalam keluarga semakin meningkat.
Anak-anak lebih berisiko menderita deprivasi multidimensi ketika tidak ada sosok perempuan dewasa yang berpendidikan dalam sebuah rumah tangga.
Deprivasi, dalam hal ini, dimaknai sebagai kekurangan atas sesuatu yang dianggap penting bagi kesejahteraan psikologis.
"Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang perempuan dewasa dalam sebuah keluarga, semakin berdampak positif terhadap kesejahteraan anak," kata Luhur Bima, peneliti senior SMERU, kepada ABC pekan lalu.
Hasil survei SMERU yang diterbitkan Januari 2019 ini menunjukkan, pada rumah tangga dengan perempuan tanpa penididikan formal, jumlah anak usia 0-23 bulan yang dikategorikan miskin sebanyak 25,71 persen.