Anak Republik Minta Amien Rais Berhenti Menebar Provokasi
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Pembina Anak Republik, Arif Rahman, menyayangkan adanya wacana-wacana di luar koridor konstitusional yang disampaikan oleh tokoh-tokoh nasional. Misalnya people power yang berada di luar koridor konstitusi dijadikan alat untuk melakukan penekanan terhadap penyelenggara pemilu yang sah.
“Karena teori terjadinya people power yang diinginkan berbanding terbalik dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam pesta demorasi, dan menguatnya sendi-sendi ekonomi serta daya beli masyarakat,” ujarnya di Jakarta, Selasa (23/4).
Dia meminta kepada aparat TNI/Polri untuk menindak tegas terhadap kelompok-kelompok yang dengan sengaja melakukan provokasi terhadap masyarakat. “Sebagai tokoh bangsa seharusnya Amien Rais lebih bijak dan tidak memprovokasi masyarakat,” katanya.
Arif menilai, apa yang disampaikan Amien Rais dapat merusak tatanan sosial masyarakat Indonesia yang cinta damai dan persatuan, sebagai kultur budaya Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Lepas saja gelar profesornya kalau masih kemaruk dengan kekuasaan dan pragmatis dalam menyikapi situasi politik bangsa ini,” tegasnya.
Dia juga menegaskan, persatuan dan kesatuan bangsa menjadi hak mutlak warga negara dan bangsa Indonesia, di mana hal tersebut termaktub dalam sila ke 3 Pancasila.
“Untuk itu, meminta kepada semua pihak yang berkepentingan untuk menjaga ideologi bangsa ini, dan tidak berkhianat dengan mengatasnamakan demokrasi,” tuturnya.
Sementara, Arif menilai pertemuan Menteri koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dengan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto merupakan sinyal positif. Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo disebut mengedepankan budaya silaturahmi.