Andi Noya Puji Model Pendidikan Karakter di Global Sevilla School
jpnn.com, JAKARTA - Anak anak berlarian saat jam istirahat atau sebelum jam pelajaran dimulai, merupakan pemandangan yang sering dijumpai di lingkungan sekolah. Hal ini terkadang membuat guru sulit untuk memulai pelajaran, karena anak anak tidak fokus.
Namun, apa yang dilakukan Global Sevilla School sepertinya bisa ditiru guru-guru untuk membuat anak anak fokus. Ms Rusi, salah satu guru Global Sevilla mengajak anak anak untuk duduk diam. Napas keluar masuk secara pelan, untuk beberapa saat. Berangsur angsur suasana menjadi sunyi. Anak anak menjadi tenang dan siap melakukan aktivitas selanjutnya.
Michael Thia, Superintendent Global Sevilla Schoo mengatakan, praktik ini merupakan bagian dari kegiatan mindfulness yang mengajarkan anak untuk tenang karena kembali di sini dan pada saat ini.
Bentuk kegiatan mindfulness lainnya yang dilakukan secara reguler adalah dengan mengajarkan mindful eating. Di dalam mindful eating, siswa diajak untuk menyantap makanannya dengan tenang pada saat makan. Makan secara pelahan, disadari dan tidak berbicara.
Siswa diajak untuk merenungkan bahwa makanan yang tersaji adalah berkat jasa begitu banyak pihak dan orang, bahkan mahluk hidup lainnya seperti: petani dan istri yang membantunya, produsen pupuk, kumbang yang membantu penyerbukan dan tentu saja hujan yang turun pada saatnya.
Begitu banyaknya yang berjasa, bukan hanya peran manusia, namun juga karunia Sang Pencipta sehingga padi dapat tumbuh dan kemudian menjadi makanan baginya.
“Proses ini menjadikan anak untuk kembali dapat menghargai orang lain dan alam serta menghargai makanan dan tentu saja cara makan yang sehat. Mindfulness practices perlu diajarkan kepada anak secara terstruktur dan reguler karena manfaatnya yang sangat besar untuk melindungi kita dari mind pollution. Sesungguhnya ini adalah metode yang berasal dari kearifan lokal. Leluhur kita sering menyebutnya laku eling lan waspodo," kata Michael Thia, Sabtu (21/9).
Global Sevilla School menyadari, saat ini dunia berubah dengan begitu cepat, instan sehingga rasa untuk menghargai, eling lan waspodo (to be here and now)menjadi sangat sulit ditemukan. Semua berjalan serba otomatis, bahkan kitapun lupa menyadari napas kita.