Anggap Cucu, Tiap Pekan Tetap Disambangi
Saat perjalanan jauh, Ilonka memang kerap berhenti untuk istirahat dan makan. Pada saat itulah banyak orang yang memandanginya. ’’Kalau pas pakai seragam sih, mereka biasa saja. Tapi, pas pakai baju bebas, mungkin orang-orang pikir sudah tua kok masih sempat-sempatnya punya anak,’’ ujarnya, lantas tertawa.
Namun, baginya, pekerjaan itu tidak hanya menjemput bayi-bayi yang ditemukan dan membawanya kembali ke PSAB. Hal lain yang lebih penting adalah merawat mereka agar tetap sehat dan bahagia.
Tentu saja, sekian lama merawat bayi-bayi itu menumbuhkan perasaan sayang dalam dirinya. ’’Mereka itu sudah seperti cucu saya sendiri’’ ungkap perempuan yang lahir 51 tahun lalu tersebut.
Baginya, sehari tanpa melihat bayi-bayi itu sangat membuatnya rindu. Maka, pada Sabtu dan Minggu, Ilonka tetap datang bersama keluarga. Mereka pun senang melihat bayi-bayi tersebut.
Sama halnya dengan Ilonka, Dwi Antini Sunarsih yang juga merupakan ’’pemburu bayi’’ di PSAB Sidoarjo mengatakan bahwa seringnya berinteraksi dengan bayi-bayi itu otomatis menumbuhkan rasa cinta.
’’Kami tahu mereka merupakan bayi-bayi yang tidak diinginkan. Karena itu, kami ingin memberi mereka kehidupan yang lebih menyenangkan,’’ ungkapnya.
Perempuan yang kini menjabat sebagai kepala seksi pengembangan dan pembinaan lanjut itu juga mempunyai cerita saat memburu bayi. ’’Kejadiannya di Bangkalan,’’ kenangnya. Pada saat itu, Dwi mendapatkan laporan bahwa ada bayi yang dibuang. Bayi tersebut ditemukan salah seorang warga dan diserahkan kepada polisi.
Karena tidak mungkin merawat bayi di kantor polisi, petugas menitipkan bayi tersebut kepada salah seorang warga hingga PSAB menjemput bayi itu.