Anggap Cucu, Tiap Pekan Tetap Disambangi
’’Bayi itu dibuang begitu saja dengan beberapa kelainan. Bibirnya sumbing cukup parah dan mata kirinya tidak dapat membuka,’’ ucap Dwi.
Namun, Dwi tidak pernah mengira akan mengalami keadaan yang sangat menyulitkan ketika menjemput bayi tersebut. ’’Sebelum saya datang, bayi itu sudah dua hari berada di rumah salah satu warga,’’ ungkap perempuan yang akrab disapa Teteh tersebut.
Saat melihatnya, Dwi langsung dilanda kekhawatiran. Keadaan bayi itu sangat buruk. Tubuhnya berwarna kuning. ’’Saya pikir, suami istri yang merawatnya tidak menyadari bahwa ada perbedaan dalam memberi makan bayi dengan bibir sumbing,’’ ucapnya.
Menurut dia, bayi seperti itu tidak dapat mengisap seperti bayi pada umumnya. ’’Harus disuapi dengan sangat perlahan,’’ imbuh Dwi.
Bukan hanya itu yang menjadi masalah. Suami istri yang merawat bayi tersebut ternyata tidak berkenan untuk menyerahkan bayi tersebut ke PSAB. Mereka bersikukuh bahwa merekalah yang harus merawat bayi itu. Sebab, bayi tersebut adalah anugerah dari Tuhan Yang Mahaesa.
’’Pasangan itu sebenarnya sudah memiliki tiga orang anak. Jadi, tidak ada alasan kuat untuk menambah satu orang lagi,’’ ungkap perempuan kelahiran Cimahi, 51 tahun lalu tersebut.
Belum lagi melihat kondisi keluarga yang pas-pasan dengan kepala keluarga yang bekerja sebagai sopir truk. ’’Saya benar-benar tidak bermaksud meremehkan dan saya sangat menghargai niat baik mereka. Tapi, bayi itu butuh perawatan khusus,’’ sambungnya.
Namun, pembicaraan antara Dwi dan pasangan suami istri tersebut tidak kunjung menemui titik terang. ’’Bahkan, pada saat itu saya juga dikawal polisi ketika berunding,’’ sambungnya.