Anggaran Pemilu Rp 76,6 Triliun, Petani Kopi: Pangkas Separuh Untuk Bantu Rakyat
Dia tak menampik Pemilu merupakan hajatan penting lima tahunan di mana rakyat memilih pemimpin atau wakil-wakil mereka. Namun, pelaksanaan Pemilu di tengah situasi pandemi dengan anggaran besar sebaiknya dihindari.
“Jangan kesannya berpesta di atas penderitaan rakyat,” tegas Ahmad Wiluyo.
Senada dengan Wiluyo, Muslimin mengaku kaget dengan anggaran Pemilu. Dia memang tidak tahu persis apa saja proses persiapan berikut tahapan dalam Pemilu yang menghabiskan anggaran besar tersebut.
Namun baginya, menghabiskan anggaran Rp 76,6 triliun hanya untuk memilih presiden atau wakil rakyat terasa sia-sia.
“Mahal atau murah kan hasilnya sama, tetap kita hormati. Ini bukan seperti beli sayur atau ikan di pasar,” tegas Muslimin.
Dalam hukum jual beli, biasanya makin mahal suatu barang makin baik kualitasnnya. Begitu pun sebaliknya. Namun, hal tersebut tak berlaku dalam Pemilu di mana calon yang tampil dapat dipastikan tokoh terbaik bangsa.
“Siapa pun presidennya sama saja, pasti berniat baik dan pasti kami ikuti. Buat apa mahal," tegas Muslimin.(fri/jpnn)