Angka Stunting di Banyuasin Masih Tinggi, Bupati Butuh Policy Brief yang Inovatif
Dampak buruknya ialah sungai menjadi tempat penularan penyakit karena adanya transmisi penyakit dari tinja.
"Ini problemnya masyarakat yang belum memahami arti pentingnya hidup sehat melalui sanitasi bersih. Di sini banyak sungai. Masyarakat menganggap lebih mudah BAB di sungai secara langsung daripada menggunakan jamban," tuturnya.
Bupati Banyuasin mengatakan, pihaknya sudah menyosialiasikan permasalahan stunting di seluruh wilayah Kabupaten Banyuasin melalui gerakan Begesah (Beragam Edukasi Gerakan Masyarakat Sadar Hidup Sehat).
Gerakan itu terdiri atas lima kegiatan, yakni gerakan makan telur dan ayam di posyandu untuk mencegah stunting, gerakan deteksi dini IVA dan Sadanis.
Lalu, memberi edukasi informasi dan mengajak wanita lainnya untuk diperiksa, sehatkan keluarga dengan Jamu dan akupresure, gerakan seribu jamban, dan gerakan 500 sertifikat penyuluhan keamanan pangan.
Dia meminta para peserta Tim Diklat Kepemimpinan Nasional Angkatan VII Tahun 2022 Lembaga Administrasi Negara untuk bisa memberikan analisisi kebijakan dan solusi terbaik dalam membantu percepatan penurunan stunting.
"Karena itu, saya kira pemerintah daerah membutuhkan hasil kajian/analisis kebijakan yang mudah dipahami. Bagaimana Diklat Kepemimpinan Nasional Tingkat II memberikan solusi-solusi kreatif yang dapat mendorong pemerintah daerah berinovasi dalam penanganan stunting," ungkapnya.
Caca Syahroni berdiskusi dengan Kepala Dinas Kesehatan Banyuasin dr Rini Pratiwi.