Ansy Lema Minta Kementan Fokus Penanganan Covid-19 di Sektor Pangan
“Apa perbedaan antara dua program ini? Apa pentingnya program diseminasi inovasi teknologi di saat krisis sekarang? Yang membingungkan adalah mengapa untuk satu item yang sama (pengadaan ayam lokal dan padat karya pembuatan kandang) dikerjakan dua eselon I Kementan dengan porsi anggaran yang besar dan berbeda? Bukankah ini pemborosan?,” gugat Ansy.
Ansy juga meminta kejelasan tentang pembelian jutaan ayam yang akan dibagikan Kementan.
Dia ingin mengetahui apakah bibit ayam dibeli dari peternak rakyat atau dari pihak lain. Karena para peternak kecil telah menunjuk kelebihan bibit ayam sebagai salah satu penyebab utama merosotnya harga ayam dan telur di pasar.
“Ini penting ditanyakan karena saat ini jumlah ayam di pasaran berlebihan (over-supply), sehingga harganya merosot tajam. Di Sukabumi dan Solo, harga per ekor ayam potong dari peternak antara Rp 6.000 - Rp 8.000,” lanjut Ansy.
Menurut Ansy, jaring pengaman sosial seharusnya membantu masyarakat yang mengalami krisis saat ini.
Karena itu, dia mempertanyakan rencana kegiatan Diseminasi Sejuta Ekor Ayam Lokal Unggul Balitbangtan yang baru dimulai pada bulan Mei sampai dengan Juli 2020.
Hal itu berarti masyarakat baru memanen hasilnya beberapa bulan kemudian. Bantuan satu juta ekor ayam lokal bukan respons darurat.
“Apakah kebijakan pembagian bibit ayam lokal termasuk respons “sangat darurat” untuk membantu para petani atau masyarakat yang mengalami "darurat ekonomi"? Karena hasilnya tidak langsung bisa dinikmati, lebih mendesak (darurat) jika anggaran dipakai untuk membeli dan mendistribusikan 11 bahan makanan pokok bagi rakyat,” paparnya.