Ari & Bayu Diduga Disiksa Oknum Polisi, Rahang Pecah, Leher Patah, Rambut Dibakar, Tewas
Saksi sekaligus korban Bayu Anggara mengaku dia dan Ari dianiaya secara terpisah di ruang pemeriksaan Polres Empat Lawang, masing-masing sebanyak lima anggota polisi yang memukuli dirinya dan korban Ari disiksa sekitar enam orang polisi.
“Kejadiannya di ruangan pemeriksaan, bukan di sel tahanan. Tidak ada interogasi apa pun. Ketika sampai di sana kami langsung dibawa ke ruang terpisah dan dianiaya. Lalu saya ditemukan satu ruangan dengan Ari, saya lihat kakinya dipukul dengan senjata laras panjang oleh anggota polisi, dia pingsan. Begitupun dengan saya dipukul hingga memar dan rambut saya dibakar mereka,” kata Bayu yang berprofesi petani jagung ini.
Ayah Ari Putra, Irsan mengaku dirinya tidak tahu perbuatan apa yang disangkakan kepada anaknya tersebut. Karena sampai saat ini keluarga belum pernah menerima surat laporan penangkapan dari Polres Empat Lawang.
Baca Juga: Aipda Niam Bersujud Seusai Dapat Map dari Kapolres, Tegang
Hingga pada Rabu (22/6) pagi Irsan dan keluarga menerima laporan kalau putranya sudah tewas secara tragis di Markas Polres Empat Lawang meski sempat dilarikan ke rumah sakit setempat.
“Anak saya itu diculik polisi di tengah jalan karena tidak ada surat laporan penangkapannya. Hingga saya dapat kabar Ari meninggal dunia itu pun dari orang lain, bukan polisi. Saya melihat langsung saat memandikan jenazah, banyak sekali luka. Rahang pecah, lehernya patah, rambutnya dibakar dengan korek api, kaki dinecis dipukul benda tumpul,” kata dia.
Dia berharap laporan dugaan penganiayaan tersebut bisa diproses oleh Bid Propam Polda Sumsel untuk menegakkan keadilan atas perbuatan yang sudah menewaskan anaknya.
“Salah anak saya ini apa? Sampai dia harus meninggal dunia seperti ini, pak, tolong kami. Beri hukuman yang setimpal dengan oknum polisi itu, seadil-adilnya,” kata dia.