Arief Poyuono: Jangan Merasa Paling Benar
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menyatakan ada pihak-pihak yang menginginkan keadaan perekonomian kacau akibat dampak Covid-19. Oleh karena itu, Arief menegaskan sudah saatnya pemerintah, pengusaha, dan buruh bergandengan tangan menyelamatkan perekonomian nasional.
“Harus satu visi dan misi untuk menyelamatkannya, dan jangan ada yang merasa paling benar dan paling yang diutamakan,” kata Arief, Sabtu (25/4).
Sebab, ujar Arief, kerusakan mesin perekonomian Indonesia barulah sekitar 25 persen. Ia menyatakan mungkin saja kerusakan itu nanti bisa sampai taraf 100 persen akibat dampak Covid-19 ini.
“Karena pemerintah dan negara lain belum bisa memastikan kapan akhir dari penyebaran pandemi corona tersebut,” ungkapnya.
Arief menegaskan buruh harus mau menelan pil pahit akan adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) maupun dirumahkan oleh perusahaan. Sementara, pengusaha dan perusahaan juga harus jungkir balik mempertahankan cash flow-nya untuk berusaha tidak melakukan PHK dan merumahkan karyawannya.
“Namun, kenyataannya tidak bisa dihindarkan yang namanya PHK dan merumahkan karyawannya,” kata dia.
Arief menyatakan pengusaha diberi dua pilihan yakni melakukan PHK atau hanya merumahkan karyawannya karena terpepet akibat pandemi Covid-19. Menurutnya, pengusaha lebih memilih merumahkan pekerja dengan memangkas gaji mereka daripada melakukan PHK. Karena cash flow perusahaan tidak memungkinkan untuk membayar pesangon buruh yang di-PHK.
Arief menjelaskan berdasar data terbaru Kementerian Ketenagakerjaan per 20 April 2020, jumlah pekerja yang terdampak Covid-19 sebanyak 2.084.593 dari sektor formal dan informal yang berasal dari 116.370 perusahaan.