Arif Maulana Kembangkan Perumahan Subsidi untuk Pekerja Informal di Serang
“Kami melihat di area Banten dan sekitarnya, di sana industri pabrik kurang. Kalau daerah Cikande, Bekasi, Karawang tak masalah karena orang punya slip gaji, ada PT yang menjamin punya pendapatan tetap. Kalau daerah Serang itu agak sedikit yang punya slip gaji,” ungkap Bani.
Hingga saat ini, 100 rumah bersubsidi di perumahan yang Bani kembangkan sudah terisi. Mereka adalah para pekerja informal yang berpenghasilan rendah. Mereka menempati rumah dengan luas tanah 60 meter persegi dan luas bangunan 30 meter persegi.
“Rumah begitu bangun pasti sudah terisi. Setiap keluarga itu impiannya punya rumah sendiri. Sandang, pangan, papan. Setiap orang kan ingin punya rumah sendiri dibandingkan mengontrak,” tambah dia.
Bani melihat masyarakat masih belum teredukasi tentang rumah subsidi. Bagi Bani, bisnis bukan soal keuntungan semata. Namun, Bani ingin bisnis propertinya bisa bermanfaat bagi masyarakat khususnya yang berpenghasilan rendah.
Masalah yang banyak Bani temukan saat terjun di bisnis properti adalah ketidakmampuan para pekerja informal dalam mendapatkan KPR.
Bani menemukan kebanyakan pedagang pasar dan para lulusan pesantren di Banten kurang mendapat dukungan dari perbankan untuk mendapatkan rumah layak.
Apalagi, adanya keberadaan aplikasi pinjaman online (pinjol) yang justru membuat mereka terjerat masalah yang baru.
“Akhirnya kami bantu, kami clean up (catatan Bank Indonesia Checking) terutama di sana daerah Banten dan sekitarnya basis pesantren. Semua lulusan pesantren itu dianggap tak bankable. Kami coba bina terus mereka,” tambah Bani.