Arti Beras bagi Kehidupan Masyarakat Indonesia
Oleh: Adinda PermatasariProduksi beras pada tahun 2020 sebesar 31,33 juta ton, konsumsi 29,37 juta ton sehingga surplus 1,96 juta ton.
Dengan memperhitungkan carry over 2019 sebesar 5,94 juta ton dan stock di Bulog 511 ribu ton, maka surplus beras 2020 sebesar 7,39 juta ton.
Produksi beras pada akhir 2021 diprediksi sebesar 31,82 juta ton, konsumsi 29,58 juta ton, sehingga surplus 2,24 juta ton. Dengan memperhitungkan carry over 2020 sebesar 7,39 juta ton, maka surplus beras 2021 sebesar 9,63 juta ton lebih (sumber: Kementerian Pertanian).
Justifikasi kedua yaitu, terjadinya swasembada juga ditunjukkan bahwa selama tahun 2020 dan 2021 tidak ada impor beras medium/umum.
Meskipun terdapat impor tahun 2020 hanya sebesar 17.000 ton, berupa beras khusus untuk keperluan hotel, restoran, kafe [horeka], dan warga negara asing yang tinggal di Indonesia, serta beras fungsional yang sampai saat ini belum diproduksi di Indonesia.
Justifikasi ketiga, tidak terjadi gejolak harga-harga pangan khususnya beras. Harga beras medium/umum selama tahun 2020 dan 2021 sangat stabil berkisar antara Rp 10-11 ribu per kg termasuk pada saat Hari Besar Keagamaan dan Tahun Baru.
Gudang penyimpanan Bulog hampir setiap provinsi penuh dengan hasil serapan dari petani. Kondisi stok BULOG sampai Minggu ke II Desember 2021 terdapat 1,14 juta ton dalam kondisi aman.
Dengan adanya penghargaan tersebut menjadi momentum bagi bangsa Indonesia yang mengandalkan beras sebagai komoditas pangan pokok dan strategis dimana juga menjadi mata pencaharian dan konsumsi utama makanan harian masyarakat Indonesia.