Bali Itu Masa Lalu, Labuan Bajo Masa Kini dan Sumba Adalah Masa Depan
Parade 1.001 kuda sandelwood dan festival tenun ikat di Pulau Sumbajpnn.com, JAKARTA - Parade 1.001 kuda sandelwood dan festival tenun ikat di Pulau Sumba memasuki etape III di Kabupaten Sumba Barat. Kegiatan ini sebagai upaya rebranding wisata Pulau Sumba.
Bupati Sumba Barat, Agustinus Niga Dapawole saat pembukaan Parade 1.001 Kuda Sandelwood di Sumba Barat, Sabtu (8/7) mengatakan Bali adalah masa lalu, Labuan Bajo adalah masa kini dan Sumba adalah masa depan.
Bupati Niga Dapawole juga menyampaikan terima kasih karena event ini terselenggara dengan baik oleh Pemerintah Provinsi NTT. Perhatian masyarakat, terutama wisatawan saat ini tertuju ke Pulau Sumba.
“Kita berharap melalui kegiatan ini nama Sumba terus mencuat sebagai salah satu destinasi wisata favorit. Tidak hanya di lingkup domestik, namun juga mancanegara,” kata Bupati Niga Dapawole seperti dilansir Timor Leste (Jawa Pos Group).
Ia menjelaskan Parade Kuda Sandelwood dan Festival Tenun Ikat ini memiliki arti penting dan bermakna strategis dalam upaya menjaga, melestarikan dan sekaligus mempromosikan budaya Sumba pada level nasional maupun internasional.
Dikatakannya, Pulau Sumba memiliki simbol-simbol adat dan budaya daerah yang patut dilestarikan dan dipamerkan sebagai salah satu daya tarik bagi wisatawan. Sumba juga sangat terkenal dengan tenun ikat dan motif-motifnya yang unik dan khas serta salah satu ikon yang mendunia yaitu tempat bermukimnya ribuan ekor kuda sandelwood.
Oleh karena itu, event ini ini diharapkan dapat mendorong pengembangan obyek wisata dan percepatan pembangunan infrastruktur di daratan Sumba.
Wakil Gubernur NTT, Benny A. Litelnoni saat membuka dan melepas Parade 1.001 Kuda Sandelwood serta Festival Tenun Ikat di Lapangan Manda Elu Kota Waikabubak, mengatakan untuk membangun pariwisata di Kabupaten Sumba Barat perlu adanya dukungan dari semua pihak. Yang lebih penting lagi adalah harus gencar melakukan promosi dan juga mempersiapkan infrastruktur yang baik.