Bali Itu Masa Lalu, Labuan Bajo Masa Kini dan Sumba Adalah Masa Depan
Parade 1.001 kuda sandelwood dan festival tenun ikat di Pulau SumbaWagub Litelnoni mengatakan berbicara tentang pariwisata tidak seperti menjual kacang goreng di pasar. Karena itu harus bisa meramu secara baik pengelolaannya. Masyarakat Kabupaten Sumba Barat dituntut memberikan keramahan agar wisatawan menjadi betah. Masyarakat juga harus dapat memberikan informasi yang baik kepada wisatawan.
Ketua Panitia yang juga Asisten I Setda Kabupaten Sumba Barat, Ibrahim Kedu Jawa mengatakan jumlah peserta Parade Kuda Sandelwood terdiri dari Kota Waikabubak membawa 65 ekor kuda, Kecamatan Loli 65 ekor kuda, Wanokaha 50 ekor kuda, Lamboya 40 ekor kuda, Tana Righu 20 ekor kuda dan Lamboya Barat 10 ekor kuda. Sedangkan peserta Festival Tenun Ikat berasal dari Kota Waikabubak dan Loli sebanyak 100 orang dan Lamboya 71 orang.
Event ini menyita perhatian ribuan masyarakat setempat. Tak ketinggalan wisatawan lokal maupun mancanegara. Pasalnya, ini adalah event pertama parade kuda sandelwood dan fetival tenun ikat yang digelar Pemerintah Provinsi NTT.
Turut hadir pada acara tersebut Ketua Komisi I DPRD Provinsi NTT, Kasintus P. Ebu Tho, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi NTT, Alexander Sena, Forkompimda Kabupaten Sumba Barat, Kadis Perhubungan Provinsi NTT, Richard Djami, Kepala Biro Humas Setda Provinsi NTT, Semuel D. Pakereng dan sejumah pejabat lingkup Pemkab Sumba Barat.(JPG/jpnn)