Bansos Terlambat Cair, Legislator Minta Perbankan Peka terhadap Nasib Warga Miskin
Dalam pernyataannya, Paryono meminta BNI peka terhadap nasib rakyat miskin.
“Saya minta kerja sama dari BNI, ya, pak. Saya paham bank ada sisi bisnis. Tetapi ini kan misi kemanusiaan. Jangan dicampuradukkan dengan misi bisnis, tidak akan ketemu,” kata Paryono.
Dia mengilustrasikan bila bantuan Rp 200 ribu tertahan di bank tidak dicairkan. Pahadal jumlah KPM di Sragen berjumlah ribuan. Maka akan didapat nilai uang yang fantastis, mungkin mencapai ratusan miliar dari bunga.
“Nah ini dari BNI di wilayah. Maksimalkan kewenangan yang ada di daerah. Nanti kalau sudah dimaksimalkan di daerah bapak, nanti kami dan Bu Menteri akan menjembatani dengan BNI di Pusat,” katanya.
Dia mengetuk hati semua pihak, termasuk perbankan, untuk memperlancar pelayanan dan hak-hak masyarakat miskin dengan kerja keras, upaya maksimal dan sungguh-sungguh.
Paryono mencontohkan koordinasi antara Komisi VIII dengan Mensos sering berlangsung hingga dini hari.
“Kami dengan Bu Menteri bisa komunikasi sampai jam 1 dan jam 2 saja dilaksanakan. Nah, saya minta bapak-bapak di sini yang berkompeten bergotong royong mendukung di semua lini. Bantuan ini kan sangat ditunggu masyarakat penerima bantuan,” katanya.
Dalam kesempatan sama, Endang Maria menyoroti adanya sisa dana dalam rekening KPM BPNT dari pembelajaan komoditas.