Bantai Warga Sipil Iraq, Marinir AS Tak Dibui
Protes, PM Nuri al-Maliki Siapkan Gugatan HukumKamis, 26 Januari 2012 – 04:48 WIB
Dalam sidang, Wuterich pun sempat minta maaf kepada keluarga para korban. "Kata-kata jelas tak dapat mewakili penyesalan diri saya atas kematian orang-orang yang Anda cintai. Saya tahu, tidak ada yang bisa saya katakan untuk meringankan duka Anda," tuturnya kepada tiga kerabat keluarga korban pembantaian. Tetapi, dia menegaskan lagi bahwa ketika itu dia hanya menjalankan tugasnya sebagai serdadu.
Pada 19 November 2005, Wuterich memimpin patroli di Haditha setelah dua serdadu AS terluka akibat ranjau yang ditanam militan Iraq. Ketika itu, dia mencegat sebuah taksi yang mengangkut empat mahasiswa. Entah apa sebabnya, dia tiba-tiba menyuruh sopir taksi dan para penumpangnya turun, kemudian menembak mati mereka dari jarak dekat.
Tak lama kemudian, muncul beberapa rekan Wuterich. Bersamaan dengan itu, mereka mengaku mendengar suara tembakan dari arah permukiman. Karena itulah, Wuterich bersama tujuh marinir AS itu melakukan razia ke tiga rumah warga. Konon, sempat terjadi baku tembak dengan penghuni rumah.