Bantuan Plywood Korindo untuk Korban Gempa Tiba di Palu

Jumat, 02 November 2018 – 14:31 WIB

Bantuan plywood dari Yayasan Korindo tiba di Palu, Sulawesi Tengah. Foto: Istimewa

jpnn.com, JAKARTA - Kapal Asike Global milik Korindo Group akhirnya tiba di pelabuhan Pantoloan, Palu, Sulawesi Tengah. Kapal ini membawa bantuan dari Yayasan Korindo ini berupa plywood atau kayu lapis senilai Rp 7 miliar, untuk membantu proses rekonstruksi pascagempa dan tsunami yang melanda Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.

Bantuan kayu lapis sebanyak 112.120 lembar itu telah dikumpulkan dari sentra-sentra produksi Plywood Korindo. Bantuan ini diserahkan langsung oleh Vice Chairman Korindo Group Mr Kim Sang Jin didampingi oleh Sekretaris Jenderal Yi Sun Hyeong kepada Pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Sulawesi Tengah di Pelabuhan Pantoloan, Palu.

“Kami berharap agar bantuan ini dapat membantu pemerintah dan masyarakat Palu, Donggala, dan sekitarnya untuk mempercepat proses pemulihan dan rekonstruksi area yang terkena dampak bencana,” ucap Mr Kim Sang Jin, dalam siaran tertulisnya, Jumat (2/11).

Dia mengapresiasi PMI yang turut bekerja sama untuk menyalurkan bantuan material ini. Mr Kim juga berharap agar keadaan di Palu, Donggala dan sekitarnya bisa cepat pulih sehingga masyarakat bisa kembali menjalani rutinitas dengan normal.

Bantuan ini menjadi salah satu bentuk kepedulian Yayasan Korindo untuk masyarakat Indonesia, terutama bagi mereka yang membutuhkan. Ini semua menjadi bagian dari Corporate Social Contribution (CSC/CSR) Korindo Group yang dikelola oleh Yayasan Korindo untuk memajukan negeri dengan fokus dalam 5 pilar, yaitu infrastruktur, ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan.

Sebelumnya, pada 11 Oktober 2018 lalu, dilakukan penyerahan bantuan secara simbolis di Markas Pusat PMI Jakarta dari Ketua Yayasan Korindo sekaligus Senior Vice Chairman Korindo Group Mr Robert Seung kepada Pelaksana Harian Ketua Umum PMI, Prof. DR. Ir. Ginandjar Kartasasmita. "Bantuan tersebut akan membantu masyarakat terdampak untuk membuat hunian sementara (shelter) yang nantinya bisa dimanfaatkan warga untuk menjalankan rutinitas sehari hari," katanya.(mg7/jpnn)