Banyak Korban Penipuan Orang Mengaku dari Bea Cukai
jpnn.com, PONTIANAK - Windu, perempuan usia 33 tahun, nyaris menjadi korban penipuan saat berbelanja secara online. Tak hanya itu, ibu tiga anak itu hampir tertipu orang mengaku dari Bea Cukai.
Awalnya Windu memesan dua pasang sepatu merk ternama yang dipromosikan secara online. Saat itu di akun Instagram (IG)-nya, ia melihat harga yang ditawarkan cukup murah.
Ia pun memesan dua pasang sepatu seharga sekitar Rp600. “Kemudian, saya transfer uang ke pemilik toko yang ada di IG tersebut," kata Windu kepada kepada Rakyat Kalbar (Jawa Pos Group).
Hari berikutnya, Windu mendapatkan telepon dari seseorang. Orang tersebut mengaku petugas kantor Bea Cukai. Dia mengatakan, produk yang dipesan Windu dikenakan pajak.
Tak tangung-tanggung, nilai pajak sangat tinggi. Windu diminta bayar pajak Rp2 juta. Nilai tersebut, tentu saja tidak sebanding dengan harga dua pasang sepatu yang dibelinya. "Karena terlalu mahal dan sangat memberatkan, saya tidak mengirimkan," ungkapnya.
Windu lantas menghubungi penjual. Namun berbagai dalih dilontarkan penjual tersebut. "Dia bilang lagi di Singapura,” jelasnya.
Bahkan dia diminta memenuhi permintaan orang yang mengaku dari Bea Cukai ini. Lalu Windu minta struk pembelian asli. Namun permintaannya tak dikabulkan. “Di sini saya mulai curiga dan yakin telah ditipu," ucap Windu.
Terpisah, Kepala Seksi Pemeriksaan Dirjen Bea Cukai Kalbar, Eko Purwanto menjelaskan, penipuan jual beli via online memang banyak dialami masyarakat. Banyak pula penipuan mengatasnamakan Bea Cukai. “Kita sudah banyak terima laporan. Bahkan, ada yang datang ke mari (kantor Bea Cukai)," jelasnya.