Bapanas Minta Bulog Pasok Kedelai ke Pengrajin Tahu dan Tempe secara Terorganisasi
jpnn.com - JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/Nasional Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi, meminta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pangan, yakni Perum Bulog, memasok kebutuhan kedelai ke pengrajin tahu dan tempe secara terorganisasi melalui wadah koperasi.
Dia mengatakan pihaknya menginginkan terbangunnya satu ekosistem yang mana para pengrajin tahu dan tempe tidak lagi kesulitan mendapatkan bahan baku.
“Nah, kehadiran negara melalui kolaborasi bersama BUMN pangan dalam membangun sistem harus dilakukan, sehingga ada jaminan pasokan kepada para pengrajin dan tidak dipengaruhi oleh fluktuasi harga kedelai," ujar Arief di Jakarta, Kamis (15/6).
Arief juga meminta Bulog berperan sebagai offtaker yang menyerap hasil panen petani yang dikoordinasikan melalui kelembagaan Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo).
Menurutnya, skema closed loop ini merupakan bagian dari tata kelola ekosistem kedelai nasional yang sedang dibangun saat ini untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan, salah satunya menempatkan BUMN pangan sebagai sentral dari tata niaga kedelai nasional.
“Melalui skema tersebut, BUMN bersama koperasi akan mempersiapkan stok minimal untuk dua hingga tiga bulan ke depan, sesuai dengan hasil prakiraan neraca komoditas pangan guna memperkuat cadangan kedelai,” ucapnya.
Adapun berdasarkan Prognosa Pangan, kebutuhan nasional kedelai saat ini mencapai 2,8 juta ton, sedangkan produksi kedelai dalam negeri masih berada di kisaran 300 ribu ton, sehingga masih dibutuhkan 2,5 juta ton.
Arief menuturkan meskipun neraca kedelai nasional masih defisit, hal ini harus dilihat sebagai peluang bagi para produsen kedelai untuk meningkatkan produksi domestik mengingat besarnya kebutuhan tersebut.