Bayi Tersangkut di Pohon 18 Jam, Kisah Ini Bikin Merinding
Pikiran Amalia masih belum tenang. Nasib Arsya belum diketahui. Ditambah pula dengan kepastian bahwa dia harus kehilangan ibunya, Zainab (68), akibat terseret tsunami.
Dengan kondisi itu, Amalia berharap banyak kepada Arif (30), adiknya. Arif lah yang keliling ke rumah sakit di Palu selama tiga hari. Seperti RS Undata, RS Bhayangkara, dan posko di Mapolda Sulteng.
Selasa (2/10), Amalia dan Burhanuddin melapor ke Polda Sulteng. Dia memberikan identitas Arsya dan ciri-cirinya. Keduanya sudah pasrah dan meminta jika jenazah bayi itu ditemukan, agar dikuburkan secara massal.
Harapan datang ketika Andika (34), adik Amalia lainnya, mendapat informasi tentang ditemukannya bayi berusia sekitar dua bulan di Kampung Nelayan, Rabu (3/10). Bayi itu berada di RS Wirabuana. Saat dicek di lembaran ketiga daftar korban yang ditemukan selamat, info itu ternyata benar.
Namun, ketika ingin melihat keberadaan bayi tersebut, pihak rumah sakit mengatakan kalau sudah dibawa pulang oleh orangtuanya. “Jadi saya diberi tahu adik kalau jangan terlalu berharap itu Arsya,” kata Amalia.
Keesokan harinya sekira pukul 11.00, keduanya mendatangi RS Wirabuana. Mereka mendapat kabar kalau bayi tersebut sudah dibawa ke posko pengungsi di Perumahan Wirabuana. Di perumahan itu, orangtua yang sedang galau tersebut bertemu dengan Bidan Anita dan Bidan Novi. Keduanya istri anggota TNI.
“Kami ditanya dari mana tahu informasi soal penemuan bayi. Soalnya info itu dirasa tidak menyebar,” tuturnya.
Pertanyaan pertama yang diajukan Novi dan Anita kepada mereka adalah ciri-ciri Arsya. Meski sudah dijawab dan sesuai dengan fisik si bayi, dua bidan itu masih tetap tidak percaya. Mereka seolah tidak ingin anak itu dirawat oleh orang yang salah. “Saya sampai tawarkan tes DNA,” sahut Burhanuddin.