Begini Cara Bea Cukai Tingkatkan Devisa Indonesia dari Desa
Kepala Kantor Bea Cukai Gresik Bier Budy Kismulyanto mengatakan pihaknya bersama Kepala Desa Wedani yang merupakan desa produksi sarung tenun khas Gresik yang terbuat dari bahan sutra dan menggunakan pewarna alami, bersama-sama untuk memfokuskan pembuatan desa devisa dengan menggandeng instansi pemerintah.
“Pada 2 Maret 2021 kami menggelar kegiatan di Balai Desa Wedani, Kecamatan Cerme dengan mengundang instansi pemerintah yang datang mempresentasikan program masing-masing untuk merealisasikan desa devisa," kata Budi, Selasa (6/4)
Forum itu diikuti Diskoperindag Gresik yang mempunyai program pendampingan pendaftaran merek secara gratis dan akan mengasistensi pembentukan koperasi produksi di Desa Wedani.
Berikutnya ada Kanwil LPEI Surabaya yang sudah meneruskan dua permohonan kepada LPEI Pusat di Jakarta mengenai penetapan Desa Devisa Gresik yaitu sarung tenun budaya Desa Wedani Cerme Gresik dan Legend Trend Desa Bungah Gresik.
Bier menjelaskan Bea Cukai Gresik mempunyai program klinik ekspor dan KITE IKM (kemudahan impor tujuan ekspor industri kecil menengah).
"Kami sudah mempersiapkan untuk penyediaan bahan baku benang impor dari China dan India sehingga para UMKM potensi desa devisa dapat mempersiapkan bahan baku murah. Diharapkan dengan adanya sinergi antar instansi dan terjun langsung ke lapangan realisasi desa devisa dapat segera terwujud," ucapnya.
Upaya Bea Cukai Gresik dalam pendampingan desa devisa itu menurut Bier berlanjut dengan dilaksanakannya Sharing Session Potensial Pipeline Pengembangan Desa Devisa pada tanggal 24 Maret 2021, dan direncanakan dalam waktu dekat Bea Cukai dan LPEI akan melakukan MoU kerja sama sinergi koordinasi dalam mengembangkan desa devisa.
Tak hanya mendukung program desa devisa, Bea Cukai pun menunjukkan dukungannya terhadap program devisa dari desa yang diinisiasi oleh Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandar Lampung yang bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Tanggamus sebagai upaya nyata realisasi program "#DevisaDariDesa, Maju Mandiri Modern".