Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Belantara Foundation Soroti Kerusakan Ekosistem, Simak  

Selasa, 31 Mei 2022 – 23:25 WIB
Belantara Foundation Soroti Kerusakan Ekosistem, Simak   - JPNN.COM
Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dolly Priatna dalam webinar  pelatihan dan pembelajaran. Foto: tangkapan layar zoom

"Keanekaragaman hayati merupakan jawaban atas tantangan pembangunan berkelanjutan dan fondasi kehidupan yang dapat dibangun kembali dengan lebih baik," ujar Dolly Priatna.

Dia melanjutkan, keanekaragaman hayati juga memiliki nilai intrinsik yang berhak untuk tetap hidup, walau tidak memberikan manfaat langsung bagi manusia. Kehilangan atau penurunan kondisi keanekaragaman hayati dapat membahayakan nilai dan fungsi tersebut, serta mempengaruhi kesejahteraan manusia.

Dolly menegaskan, upaya untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati bukan hanya tugas pemerintah saja, tetap  butuh dukungan semua pihak, termasuk sektor swasta dan masyarakat, serta dilakukan dengan pendekatan bentang alam.

Pada kesempatan yang sama, Anggota AIPI dan Direktur Pusat Studi Etika Lingkungan Universitas Nasional, Prof.Dr. Endang Sukara mengingatkan, bahwa keanekaragaman hayati Indonesia sangat unik. Di sebagian besar endemik atau tidak dijumpai di mana.pun, kecuali di negeri ini.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengungkapkan potensi ekonomi keanekaragaman hayati terutama untuk bisnis farmasi multi miliar dolar. Oleh karena itu, harus menyadari pentingnya keanekaragaman hayati tidak hanya melindunginya tetapi yang lebih penting memanfaatkannya dan keuntungan bagi sebesar-besarnya bagi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

"Kebijakan politik, investasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan bioetika harus dijadikan instrumen utuh untuk mengarusutamakan keanekaragaman hayati dalam pembangunan nasional," kata Endang Sukara. (esy/jpnn)


Laporan Global Assessment Report on Biodiversity and Ecosystem Services 2019 mengungkapkan, kerusakan ekosistem mencapai 100 kali lipat.

Redaktur : Friederich Batari
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News