Belasan Bercak Darah di Depan Kamar Agus Hingga Lubang Kubur
Dijelaskan, demi membantu penyelidikan tersebut, Tim Inafis selain menurunkan lie detector (alat tes kebohongan, Red) juga menerjunkan sebuah alat canggih yang bisa mengidentifikasi semua jenis sidik jari. Alat yang bisa mengungkap banyak sidik jari namanya Mambis.
Mambis merupakan alat sidik jari produk Amerika, dan tidak banyak dimiliki oleh negara-negara Asia lain. "Negara yang memiliki alat ini baru Indonesia dan Amerika saja," katanya.
Kecanggihan dari alat, ini kata dia, bisa mengetahui identitas seseorang dengan cepat hanya dengan menempelkan jari pada fingerprint. Kemudian akan muncul data identitas sesuai dengan yang tercantum minimal di e-KTP.
Soal olah TKP yang dilakukan kemarin, Bekti mengatakan itu merupakan lanjutan dari beberapa waktu lalu. Karena olah TKP tidak mungkin polda bisa berdiri sendiri dengan kasus seperti ini. Harus lengkap. Bahkan, mabes akan menghabiskan waktu beberapa hari di Bali untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Menyangkut kasus secara keseluruhan, Bekti Suhartono tidak bisa menjelaskan. Kendati demikian, kedatangan pihak mabes untuk mengambil dari sisi pembuktian guna memperkuat keterangan saksi. "Penyidik perlunya apa, maka kita akan kejar. Kalau penyidikan itu merupakan kewenangan Polda Bali. Kasus ini merupakan atensi dari Mabes Polri. Kami bergerak atas perintah pimpinan," terangnya.
Pihaknya juga mengejar atau menguji kebenaran pernyataan tersangka pembunuhan ANG, Agustinus Tae. Baik pernyataan yang lama maupun baru. Seperti diketahui, Agus beberapa kali mengubah pernyataannya.
Awalnya, dia mengaku membunuh dan memperkosa. Namun, belakangan dia mengubah pernyataannya dan mengatakan pelakunya adalah M. Dia juga mengaku dijanjikan uang Rp 200 juta untuk mengubur dan menjaga rahasa pembunuhan tersebut.
"Baik pernyataan Agus yang baru atau lama, kita akan kejar. Jadi, tugas kita adalah mencari barang bukti sebanyak mungkin. Kita akan melihat kasus secara utuh dari awal," tegasnya.