Belum Semua Korban Gempa Aceh Tersentuh Bantuan
jpnn.com - PIDIE JAYA - Bantuan dan dukungan memang terus mengalir buat korban gempa di Pidie Jaya, Aceh. Namun belum semua korban terjangkau bantuan.
Salah satunya korban di Dusun Kutang, Desa Sageo, Kecamatan Trienggadeng. Kepala Dusun M. Isa menyatakan, pihaknya menggunakan fasilitas swadaya masyarakat untuk menghidupi para pengungsi. Bantuan dari pemerintah belum ada.
”Kami buat tenda sendiri dan masak dari urunan warga. Tadi saya datang ke posko, katanya bakal ada bantuan, tapi sampai sekarang tidak ada,” ujarnya kepada Jawa Pos Jumat (9/12).
Padahal, kebutuhan bahan makanan untuk posko tersebut sangat besar. Setiap hari dibutuhkan setidaknya 90 kg beras, 180 butir telur, dan 5 boks air mineral ukuran gelas. Relawan-relawan bantuan hanya menyalurkan logistik ke posko-posko di wilayah kota seperti Kecamatan Meuredu. Bantuan yang sampai ke mereka hanya mi instan.
”Padahal, masih ada desa yang lebih terpencil daripada kami. Kami coba kasih mereka mi instan kalau punya lebih. Tapi, mereka malah sama sekali tidak dijangkau,” ungkap Isa.
Lain lagi kondisi pengungsi di Masjid Istiqomah. Nur Lela, salah seorang pengungsi, mengaku sudah tercukupi soal makanan. Meski menunya ala kadarnya dan monoton. Dia tiga hari tinggal di sana. Yang menjadi masalah adalah pengungsi mulai kekurangan kebutuhan lain-lain. Terutama kebutuhan anak seperti susu dan popok. ”Kami juga tak punya peralatan mandi seperti sabun dan sampo,” ucapnya.
Bantuan logistik dari pemerintah juga belum sepenuhnya dirasakan korban gempa di Desa Keude, Kecamatan Panteraja. Sebanyak 500 kepala keluarga (KK) di desa tersebut sampai kemarin hanya mengandalkan stok bahan makanan yang dikumpulkan dari warga.
Setiap hari mereka memasak 20 karung beras ukuran 15 kg di dapur umum yang didirikan secara swadaya. Makanan itu kemudian dibagikan ke para korban yang membutuhkan. ”Aktivitas warga di sini belum normal. Banyak yang belum bisa bekerja,” ujar Suhardi, warga setempat.