Benahi Supply Chain Management agar Produk Dalam Negeri Mampu Bersaing
I Made Adnyana juga mengaku mendengar adanya ketidakmampuan eksportir memenuhi permintaan pasar ekspor karena tingginya biaya pengiriman dan ketidakmampuan mempertahankan mutu produk akibat tdk mampu menjaga rantai pasok komoditas.
Faktor-faktor tersebut, jelas Adnyana, jelas diluar kemampuan produsen dalam negeri untuk menyelesaikannya. Pemerintah perlu turun tangan untuk menyelesaikan faktor-faktor di luar produksi tetapi pada ujungnya berpengaruh terhadap harga dan kualitas produk dalam negeri itu.
Apabila rantai pasok komoditas tidak dibenahi, Adnyana mengingatkan, bisa terjadi ancaman ketersediaan dan daya saing komoditas lokal, sehingga akan mengganggu ketahanan dan kedaulatan pangan nasional.
Menurut Adnyana, saat ini merupakan momentum tepat perencanaan penyelenggara pangan melalui perbaikan rantai pasok dengan mengacu kepada Undang-Undang Pangan.
“Penyelenggaraan pangan harus dilakukan secara adil, merata, dan berkelanjutan berdasarkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan, ketahanan pangan,” tegas Adnyana.
Proteksi Melalui VPTI
Sementara itu, Soleh Rusyadi Maryam, Vice President Strategic Planning and Risk Management PT Sucofindo, yang berbicara tentang rantai pasok barang impor mengatakan di kalangan negara-negara importir, Indonesia sebenarnya masih cukup longgar dan cenderung mudah menerima pasokan produk dari luar negeri.
Perkiraan hanya di angka 9 persen dari keseluruhan nilai impor non migas Indonesia melalui pembatasan khusus dalam bentuk Verifikasi/Penelusuran Teknis Impor (VPTI) oleh lembaga survei,” kata Soleh. Verifikasi dimaksud dilakukan di negara pengekspor atau di sebuah Pusat Logistik Berikat (PLB) terhadap barang-barang tertentu.