Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Benarkah Cuka Apel Bisa Turunkan Berat Badan?

Sabtu, 20 Oktober 2018 – 23:23 WIB
Benarkah Cuka Apel Bisa Turunkan Berat Badan? - JPNN.COM
Sari cuka apel. Foto: Authority Nutrition

jpnn.com, JAKARTA - Salah satu cara untuk menurunkan berat badan adalah dengan mengubah pola makan. Mulai dari menghitung jumlah hingga menilai kualitas makanan yang dikonsumsi setiap hari. Bagi sebagian orang, minum cuka apel dipercaya bisa mewujudkan impian memiliki badan ideal.

Cuka apel merupakan produk olahan dari buah apel. Pertama-tama, air apel yang disaring dari buah apel difermentasi oleh ragi menjadi alkohol. Selanjutnya, alkohol tersebut difermentasi lagi oleh bakteri menjadi asam asetat (asam cuka), atau yang disebut dengan cuka apel.

Peran cuka apel untuk turunkan berat badan

Apakah betul cuka apel bisa menurunkan berat badan? Beberapa penelitian belum bisa menunjukkan secara jelas mekanisme manfaat dari cuka apel dalam menurunkan berat badan.

Namun, ada satu penelitian yang mengungkap bahwa kandungan asam asetat di dalam cuka apel dapat menurunkan kemampuan penyerapan karbohidrat. Seperti yang Anda ketahui, karbohidrat yang diserap dan ditimbun dalam tubuh dapat meningkatkan berat badan. Ada pula penelitian yang menyatakan bahwa cuka apel dapat membuat seseorang kenyang.

Selain itu, cuka apel dipercaya dapat membantu menurunkan kadar gula darah. Sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang mengonsumsi cuka apel bersamaan dengan makanan tinggi karbohidrat memiliki kadar gula darah 55% lebih rendah dibandingkan orang yang tidak mengonsumsi cuka apel.

Hal tersebut terjadi satu jam setelah orang tersebut makan. Kemudian, asupan kalori orang tersebut juga menurun hingga 200 sampai 275 kalori dalam satu hari yang sama.

Hubungan antara cuka apel dan obesitas juga pernah diamati oleh ilmuwan di Jepang. Mereka melakukan penelitian selama 12 minggu pada kelompok orang yang mengalami obesitas.

Mereka melakukan penelitian selama 12 minggu pada kelompok orang yang mengalami obesitas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close