Benarkah Konsumsi Sayuran Organik Lebih Sehat?
jpnn.com - Sayuran organik sedang menjadi tren selama beberapa waktu belakangan. Sayuran jenis ini dinilai lebih sehat dan bermanfaat, karena bersifat lebih alami. Namun, apakah medis setuju dengan anggapan ini?
Perlu Anda ketahui, label organik yang ada pada jenis sayur tertentu menandakan tidak adanya zat obat (pestisida), pewarna, atau perasa buatan di dalamnya. Selain itu, sayuran organik juga ditanam hanya dengan mengandalkan teknik berkebun sederhana, seperti siraman air yang tepat dan cahaya matahari yang memadai. Jenis pupuk yang digunakan pun bersifat organik, seperti dari kotoran hewan, bukan yang berasal dari bahan kimia.
Sayuran organik lebih sehat?
Hingga saat ini beberapa orang menyebut bahwa sayuran organik lebih sehat dibanding sayuran non-organik. Hal tersebut memang sah-sah saja, dan bukan pemikiran yang salah. Tapi, apakah medis setuju bahwa sayuran organik sudah pasti lebih sehat?
Dikatakan dr. Muhammad Iqbal Ramadhan dari KlikDokter, sayuran organik memang sehat. Karena sejatinya, setiap jenis sayuran memiliki kandungan gizi yang bermanfaat bagi tubuh.
Di sisi lain, dr. Iqbal menegaskan bahwa kata-kata “sehat dan bergizi” sebenarnya tak hanya dimiliki oleh sayuran organik. Jenis sayuran non-organik juga layak disebut sehat dan bergizi, karena keduanya hanya dibedakan oleh cara menanam.
"Kalau dari sisi gizi yang terkandung dalam sayuran organik dan non-organik, itu tidak ada perbedaan. Hanya saja, sayuran organik tidak menggunakan pestisida dalam prosesnya. Jadi, sebenarnya bisa dibilang sayuran organik memang lebih sehat, karena tidak ada tambahan pestisida atau pengawet. Lagi pula, sayuran organik lebih ramah lingkungan dan terasa lebih enak di lidah," ujar dr. Iqbal.
"Akan tetapi, fakta tersebut tidak sepenuhnya berlaku untuk susu organik dan non-organik. Pasalnya, susu organik memiliki kandungan kandungan asam lemak omega-3 lebih tinggi, di mana susu non-organik tidak demikian," jelasnya membandingkan.