Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Benarkah Kurang Tidur Sebabkan Perilaku Menyimpang?

Sabtu, 06 Juli 2019 – 04:08 WIB
Benarkah Kurang Tidur Sebabkan Perilaku Menyimpang? - JPNN.COM
Ilustrasi sedang tidur. Foto : Pixabay

Surel dari para calon mahasiswa dibuat sedemikian rupa sehingga mengandung sejumlah kesalahan tata bahasa dan ejaan, serta komentar negatif tentang sekolah bisnis tersebut. Selanjutnya, tanggapan partisipan terhadap surel-surel itu akan ditandai dengan sistem kode tertentu dan dinilai berdasarkan derajat pantas atau tidaknya. Seperti, apakah partisipan mengolok-olok si pengirim, mengutuk, atau memuat pernyataan-pernyataan yang bernuansa SARA.

Secara bermakna, peneliti mendapatkan hasil bahwa partisipan yang kurang tidur cenderung menggunakan bahasa-bahasa yang negatif dan tak pantas dalam surel balasan. Artinya, partisipan yang kurang tidur lebih sulit mengendalikan emosi ketimbang mereka yang waktu istirahatnya lebih baik.

Dalam percobaan kedua, partisipan diminta untuk terlebih dulu mengisi sebuah pre-test untuk mengukur kemampuan menggunakan logika. Selanjutnya, partisipan diminta untuk mengisi tes yang sama, namun dengan iming-iming bahwa akan menerima 1 dolar untuk setiap jawaban benar sesuai penilaian mereka. Setelah selesai, partisipan dipersilakan mengambil uang tunai dari amplop di dalam ruangan untuk sejumlah jawaban yang dianggapnya benar.

Dari uji coba kedua, peneliti mendapati bahwa partisipan yang kurang tidur lebih cenderung berperilaku curang dengan mengambil lebih banyak uang daripada yang seharusnya didapat.

Mengapa kurang tidur pengaruhi perilaku?

Di masa lampau telah ditemukan bahwa kurang tidur dapat mengganggu fungsi korteks prefrontal. Ini adalah area otak yang mengatur emosi dan kemampuan mengendalikan diri.

Wujudnya, suasana hati menjadi lebih buruk, cenderung menghindari kontak sosial dan lebih sulit mengelola emosi maupun perilaku yang negatif. Secara intuitif, hal ini membuat orang lain cenderung menghindar darinya.

Kendati begitu, masih diperlukan studi lanjut untuk benar-benar memastikan bagaimana mekanisme otak yang kurang maupun cukup tidur dalam mempersepsikan dan bereaksi terhadap suatu informasi.

Adakah efek yang serius?

Para pakar menganggap bahwa kurang tidur sama buruknya dengan kondisi mabuk. Ini karena kurang tidur dapat mengubah persepsi seseorang terhadap informasi yang diterima.

Sumber klikdokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close