Benarkah Obesitas Pengaruhi Kinerja Otak?
jpnn.com - Obesitas merupakan ancaman nyata bagi sebagian orang, karena bisa memberikan dampak yang begitu bahaya bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Baru-baru ini para ilmuwan bahkan menemukan bahwa obesitas juga memengaruhi kinerja otak orang yang mengalaminya.
Tidak dimungkiri, obesitas memang biang keladi dari bermacam masalah kesehatan. Menurut dr. Sara Elise Wijobo, MRes dari KlikDokter, keadaan tersebut paling sering dihubungkan dengan ancaman diabetes mellitus tipe 2, baik pada pria maupun wanita.
"Selain diabetes, mereka yang obesitas juga berisiko tinggi untuk terkena hipertensi atau darah tinggi, penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan stroke," ujar dr. Sara.
Obesitas pengaruhi kinerja otak
Kesemua hal tersebut menuntut peneliti untuk memperdalam telaah tentang obesitas. Ide awal untuk penelitian ini dilakukan oleh Ilona A. Dekkers dari Leiden University Medical Center di Belanda. Ia sekaligus memimpin tim peneliti yang menggunakan teknologi pemindaian MRI (Magnetic Resonance Imaging) mutakhir untuk memahami hubungan antara obesitas dan pengaruhnya terhadap otak.
Dekkers dan timnya melaporkan bahwa orang-orang dengan kebiasaan makan banyak atau obesitas cenderung memiliki volume materi abu-abu di otak yang lebih rendah.
Tim peneliti yang tergabung juga menemukan bahwa korteks prefrontal otak ?area yang penting untuk pemikiran kompleks, perencanaan, dan pengendalian diri? menjadi kurang aktif pada orang yang obesitas.
Temuan tersebut rupanya tak membuat Dekkers dan rekan penelitinya berhenti. Ia melanjutkan penelitian untuk menyelidiki bagaimana obesitas mempengaruhi kinerja otak. Karenanya, tim peneliti yang tergabung melakukan pemindaian otak terhadap lebih dari 12 ribu orang yang mengambil studi United Kingdom Biobank Imaging.