Bendera Putih
Oleh Dhimam Abror DjuraidPada beberapa abad terakhir, makna-makna yang muncul dari bendera ini telah disepakati secara global melalui Konferensi Jenewa dan Den Haag. Bendera putih dianggap sebagai sebuah simbol yang sakral untuk melindungi penggunanya dari berbagai serangan. Simbol ini tidak boleh dimanfaatkan sebagai sebuah cara terselubung untuk menyerang.
Di tengah perang melawan pandemi sekarang, bendera putih kembali muncul dan menjadi perbincangan ramai. Kampanye bertagar #benderaputih ramai di media sosial sejak lockdown ketat diterapkan di beberapa negara.
Warga Malaysia yang mengalami kesulitan selama lockdown memunculkan kampanye bendera putih. Mereka mengibarkan bendera putih di depan rumah sebagai isyarat permohonan bantuan darurat.
Kampanye itu mendapat respons bagus dari warganet. Banyak warga, selebritas, dan pengusaha yang langsung menawarkan bantuan, termasuk menyediakan makanan dan kebutuhan lain.
Dalam beberapa pekan terakhir, berbagai media massa menyajikan kisah emosional keluarga-keluarga yang terpaksa makan hanya sekali sehari karena tidak lagi mempunyai stok makanan dan tabungan sudah terkuras.
Tingkat bunuh diri pun meningkat. Menurut data kepolisian, terdapat 468 orang mengakhiri hidup dalam lima bulan pertama tahun ini. Perbandingan itu jauh lebih besar dibanding 631 jiwa di sepanjang 2020 maupun selama tahun sebelumnya yang sebanyak 609 jiwa.
Di Facebook, kelompok-kelompok #benderaputih dibentuk untuk membantu pemilik akun yang bersangkutan guna mengirim foto dan alamat warga yang butuh bantuan. Yang lainnya berbagi foto barang-barang kebutuhan pokok yang bisa mereka sumbangkan, begitu pula informasi mengenai lokasi pembagian bantuan makanan.
Sebuah kampung nelayan di Kedah menerima bantuan dari seorang sukarelawan dari dinas pemadam kebakaran setelah muncul 20 bendera putih yang dikibarkan di rumah-rumah lingkungan itu. Banyak keluarga di sana yang sudah tidak bisa lagi mencari nafkah selama enam pekan dan khawatir tidak bisa mempertahankan hidup mereka.