Benteng di Nusakambangan, Tempat Berlindung dan Gempur Musuh
Dinding Benteng Klingker dibuat dari susunan batu bata merah. Termasuk langit-langitnya yang berbentuk melingkar. Bukan dari struktur bangunan cor semen.
Itulah yang membuat benteng tersebut terlihat istimewa. Apalagi, lumut yang menghiasi dinding makin membuat benteng itu tampak indah.
Sayang, kondisi Benteng Klingker lebih mengenaskan dibandingkan Benteng Karangbolong. Beberapa atapnya sudah roboh. Begitu pula lantai dan anak tangga yang menghubungkan lantai satu dan dua, banyak yang sudah runtuh.
Anggota Intel Lanal Cilacap sempat naik ke lantai atas Benteng Klingker. Dia naik ke lantai atas lewat cabang pohon tua yang tumbuh mengitari benteng. Di sekitar Benteng Klingker juga banyak bungker. Mungkin dulu dibangun mengitari benteng untuk persembunyian pasukan dari serangan musuh.
Selesai dari Benteng Klingker, kami menyeberang kembali ke Cilacap. Tujuan kami ke Benteng Pendem. Lokasinya tak jauh dari kilang minyak Pertamina. Benteng ini memang destinasi wisata yang dikelola pemkab setempat. Meskipun menjadi tempat wisata, beberapa titik dibiarkan kumuh.
Dari segi bangunan, Benteng Pendem memang masih utuh. Beberapa ruangan beserta kerangka-kerangka besinya masih ada. Misalnya, sel penjara.
Disebut Benteng Pendem karena beberapa bagian benteng itu terpendam di dalam tanah agar tidak terlihat dari kejauhan. Benteng yang terletak di Semenanjung Cilacap itu juga dikelilingi parit. Tembok-tembok benteng yang menghadap ke parit dilengkapi lubang-lubang untuk menembak musuh. Parit dan lubang-lubang untuk menembak tersebut sampai sekarang masih utuh.
Sayang bila gua-gua serta benteng-benteng di Cilacap dan Nusakambangan dibiarkan begitu saja. Tidak ada upaya untuk melestarikan dengan perawatan khusus.