Bentuk Pansus, DPRD Bakal Usut Anggaran Proyek LRT Jakarta
jpnn.com, JAKARTA - Rencana pembentukan panitia khusus (pansus) light rail transit (LRT) atau kereta ringan Jakarta terus bergulir. Perwakilan sejumlah fraksi di DPRD DKI Jakarta telah menandatangani persetujuan menggulirkan pansus.
Para perwakilan itu adalah Fajar Sidik dari Gerindra, Inggard Joshua dari NasDem, Tandanan Daulai dan Khotibi Achyar dari Golkar, serta Selamat Nurdin mewakili PKS.
“Proyek LRT yang dibangun PT Jakpro ini sejak awal memang bermasalah. Mulai dari segi anggaran yang dinilai kemahalan, penempatan lokasi tidak tepat, hingga efektifitas terhadap penanganan kemacetan yang dianggap tidak optimal, serta banyak lagi persoalan lainnya. Pekan ini kami targetkan pansus sudah terbentuk,” ujar Selamat Nurdin, Selasa (17/4).
Nurdin mengatakan, biaya pembangunan sarana dan prasarana LRT Jakarta rute Velodrome-Kelapa Gading sepanjang 5,8 kilometer jauh lebih mahal dibandingkan dengan LRT Jabodetabek yang digarap oleh PT Adhi Karya Tbk.
LRT Jakarta juga lebih mahal dari LRT Palembang yang dibangun PT Waskita Karya Tbk.
“LRT PT Jakpro biaya untuk setiap kilometernya lebih dari Rp 1 triliun. Sementara itu, LRT Jabodetabek dan Palembang hanya berkisar Rp 600 miliar per kilometer. Padahal jenis dan kualitasnya sama. Pansus nantinya akan mengorek mengenai hal ini,” beber dia.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik, dalam pertemuan dengan Wakil Gubernur Sandiaga Uno, telah menyampaikan rencana pembentukan pansus LRT ini.
Alasannya, biaya pembangunan fase pertama LRT dinilai kelewat mahal. Selain itu, lokasi penempatan LRT yang berada di kawasan Kelapa Gading juga sangat menyimpang, dan tidak melalui kajian mendalam.
Karena di wilayah Jakarta ini, masih banyak lokasi yang merupakan daerah kemacetan, sedangkan Kelapa Gading merupakan daerah elite dan sudah ada Transjakarta.