Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Berat Badan Naik Turun, Tanda Penyakit Jantung?

Senin, 08 Oktober 2018 – 04:06 WIB
Berat Badan Naik Turun, Tanda Penyakit Jantung? - JPNN.COM
Ilustrasi serangan jantung. Foto: Pixabay

jpnn.com - Berat badan ideal adalah impian setiap orang. Sayangnya, hal tersebut sangat sulit untuk didapatkan karena berbagai alasan. Mulai dari faktor genetik atau keturunan, pola diet yang dilakukan, hingga penerapan gaya hidup sehari-hari.

Berbicara tentang berat badan, terdapat sebuah penelitian terbaru yang menemukan hal mencengangkan. Salah satunya terkait temuan bahwa berat badan dapat dijadikan sebagai patokan adanya penyakit jantung pada diri seseorang.

Studi terbaru menunjukkan bahwa berat badan yang naik turun, tekanan darah, kolesterol, dan gula darah berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Para peneliti dari Universitas Katolik Korea di Seoul, Korea Selatan, menjadi pihak yang betanggung jawab atas temuan ini.

Berat Badan sebagai penanda penyakit jantung

Pengukuran kesehatan, termasuk berat badan, tekanan darah, detak jantung, kolesterol, dan gula darah turut dikaji guna memperdalam studi tersebut. Pada dasarnya, para peneliti ingin melihat apakah variabilitas yang tinggi dari pengukuran tersebut dapat menjadi faktor penentu yang baik untuk masalah jantung dan kejadian kardiovaskular seperti stroke.

Lebih lanjut, para peneliti menganalisis data kesehatan yang dikumpulkan dari 6.748.773 orang tanpa riwayat diabetes, tekanan darah tinggi (hipertensi), kolesterol tinggi, atau serangan jantung. Periode studi ini dilakukan pada rentang 2005 hingga 2012.

Pada akhir studi, peneliti menyimpulkan bahwa salah satu penyebab berat badan naik turun ternyata benar-benar berhubungan dengan kesehatan organ jantung. Peneliti mengungkap, semakin seseorang memiliki variabilitas tinggi lebih dari satu aspek di atas, maka risiko penyakit jantung bakal semakin tinggi.

Dibandingkan dengan orang-orang dengan pengukuran stabil selama periode tersebut, mereka yang mendapat skor tertinggi pada semua variabilitas memiliki risiko 127 persen lebih tinggi dari semua penyebab kematian, 43 persen lebih mungkin mengalami serangan jantung, dan 41 persen lebih tinggi terhadap penyakit stroke.

Satu hal yang perlu diperhatikan dari hasil penelitian tersebut adalah menjaga kesehatan agar semuanya dapat seimbang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close