Biaya Kesehatan Melonjak, Good Doctor Menawarkan Solusi
jpnn.com - Karyawan merupakan aset perusahaan yang sangat berharga. Survei dari Non-profit Health Enhancement Research Organization (HERO) menunjukkan bahwa lebih dari 90% pemilik bisnis menyatakan kesehatan karyawan bisa memengaruhi produktivitas dan kinerja karyawan.
Penting bagi pengusaha untuk selalu memastikan kesehatan para karyawannya. Hal itu karena karyawan yang produktif akan mengerjakan tanggung jawab mereka dalam waktu lebih singkat, sehingga mengurangi biaya operasional perusahaan dan meningkatkan profit.
"Sejalan dengan hal tersebut, pada 2023 Good Doctor berfokus untuk memperluas dan memperkuat kemitraan Business-To-Business (B2B) dengan menawarkan Population Health Management (PHM)," kata Managing Director PT Good Doctor Technology Indonesia, Danu Wicaksana dalam keterangannya, Selasa (17/1).
PHM ini bukan hanya ditawarkan kepada mitra bisnis, tetapi juga telah dilaksanakan Good Doctor secara internal sebagai tanggung jawab terhadap kesehatan karyawan. Implementasi PHM diawali dengan program medical check-up, lalu, dianalisis tim dokter Good Doctor dan memberikan saran kepada setiap karyawan.
Setelah itu dibuat program kesehatan khusus disesuaikan hasil medical check-up setiap karyawan seperti pola makan dan olahraga. Jika diperlukan, tim dokter akan merekomendasikan tindakan kuratif preventif untuk mencegah penyakit makin parah dan kondisi karyawan terus dipantau sekaligus mendorong agar mampu mengelola kesehatannya sendiri.
"Dengan melakukan medical check-up, kami dapat mengetahui kondisi kesehatan tubuh sehingga jika ada masalah dapat segera ditangani sebelum penyakit semakin parah yang mengakibatkan biaya pengobatan jauh lebih besar," lanjutnya
Hal ini penting karena survei Tren Medis Global 2023 oleh Willis Towers Watson (WTW) menunjukkan biaya kesehatan tahun 2023 di Asia Pasifik melonjak hingga 10,2% akibat kurangnya penggunaan layanan pencegahan dan kebiasaan kesehatan yang buruk. Sebanyak 50% perusahaan asuransi juga menyebutkan bahwa layanan pencegahan yang kurang digunakan merupakan faktor signifikan yang memengaruhi biaya medis, naik dari 34% pada 2021 dan 38% tahun 2022.
Sementara itu, lebih dari separuh responden (52%) menyebutkan kebiasaan buruk nasabah asuransi sebagai faktor utama yang memengaruhi biaya pengobatan, naik 35% dari tahun sebelumnya. Kenaikan ini mungkin mencerminkan dampak dari gaya hidup sedentari nasabah asuransi karena meningkatnya kerja jarak jauh (work from home) dan dalam beberapa kasus, adanya pembatasan kegiatan masyarakat.