Biayanya Sangat Berat Kalau Tertulari COVID-19, Apalagi Nanti Tidak Mau Divaksinasi
“Saat ini pemerintah memang menanggung biaya rumah sakit melalui anggaran Kementerian Kesehatan. Saya kira kalau dirawat lebih dari 30 hari apalagi harus masuk ICU yang biayanya bisa sehari Rp 15 juta per hari, pengeluarannya bisa lebih dari seratus juta. Namun, masyarakat perlu pahami, meski ditanggung negara maka jangan merasa nyaman dan tidak peduli menjalankan protokol kesehatan," kata Hasbullah.
"Ingat pada saat dirawat, pasien menjadi tidak produktif, itu sudah kehilangan banyak pendapatan per harinya. Belum lagi setiap hari pasien merasa khawatir dengan kondisi kesehatannya, ini yang tidak bisa dihitung oleh uang," kata Hasbullah.
Cara terbaik agar masyarakat dan negara tidak merugi lebih besar lagi adalah dengan mencegah, jangan sampai terkena COVID-19.
Oleh karena itu Prof. Hasbullah menyarankan untuk disiplin menjalani protokol kesehatan 3M.
"Kalau nanti sudah ada vaksin, tambah dengan vaksin. Meskipun harga vaksin belum keluar nilainya, tetapi misalnya harganya nanti katakanlah Rp 200.000, investasi ini akan memberikan peluang lebih aman daripada berisiko besar terinfeksi dan memerlukan pengobatan," katanya.
"Biayanya sangat berat kalau terkena COVID-19, apalagi nanti tidak mau divaksinasi. Hidup bisa tidak nyaman karena risiko mengeluarkan Rp200-300 juta apabila terinfeksi. Vaksin terbukti mampu memberikan ketenangan, pada contohnya kasus penyakit TBC, karena hampir semua orang sudah divaksinasi BCG, bisa tenang menjalani kehidupan," ujar Prof. Hasbullah.
Selain itu, dari perspektif agama, Prof. Hasbullah menilai, mencegah penularan sama derajatnya dengan melakukan ibadah.
"Menjaga diri dan orang lain di sekitar agar tidak tertulari COVID-19 adalah ibadah. Saking besarnya ibadah itu sampai naik haji dan salat Jumat berjemaah pun boleh ditinggalkan untuk menghindari penularan lewat kerumunan," kata Prof. Hasbullah.