Bikin Buku 'Politik Pertahanan', Jubir Menhan Sebut Perdamaian Jadi Esensi Politik Pertahanan RI
jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjuntak meluncurkan sebuah buku berjudul 'Politik Pertahanan'.
Pada peluncuran buku yang digelar di Aula Theatre Gedung Pierre Tendean, Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, itu Dahnil menceritakan tantangan yang dihadapi Prabowo saat menjadi Menhan.
Ia mengatakan spektrum pertahanan sangat luas, bukan sekadar penguatan militer, tetapi juga ekonomi. Dalam buku setebal 248 halaman tersebut, Dahnil menyampaikan di antaranya berbagai kebijakan pertahanan Prabowo selama menjabat sebagai Menhan.
Buku tersebut memuat berbagai topik mulai dari Pertahanan Rakyat Semesta, Pangan dan Pertahanan Negara, Memperkuat Diplomasi Pertahanan Kita, Politik Alutsista Prabowo Subianto, hingga Urgensi Komponen Cadangan TNI.
“Menhan Prabowo sejak dilantik, dalam beberapa bulan melawat ke-10 negara. Prabowo bertindak bukan hanya sebagai menhan tapi juga menteri luar negeri. Prabowo berdiplomasi pertahanan membangun perkawanan, bukan hanya membangun alat utama sistem pertahanan (Alutsista),” tutur Dahnil.
Menurutnya, apa yang dilakukan Menhan adalah untuk menghindari perang, “Dari sini kita bisa menarik definisi, bahwa perang adalah diplomasi gagal. Bila kita tidak kuat, maka berkawan dengan semua orang,” tuturnya.
Indonesia yang cinta damai, tentu saja harus bersiap dengan perang. Apalagi, ibarat perahu, menurut Dahnil, Indonesia sedang berlayar di antara dua karang.
“Kita sedang berada di antara konflik Amerika Serikat dan China, dua negara adidaya,” tutur Dahnil. Untuk itu, Indonesia harus mandiri dalam industri pertahanan, membangun ekonomi berwawasan pertahanan, pangan sebagai pertahanan negara, hingga penguatan era digital.