BIN dan Peneliti UNAIR Menemukan Formulasi Kombinasi Obat untuk Pasien COVID-19
Pertama, pembiakan bermacam-macam jenis sel yang menjadi sel target dari virus sebagai tempat untuk menumbuhkan virus SARS CoV-2 yang sampelnya didapat dari Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) dan telah mendapatkan sertifikat uji laik etik dari Tim Etik RSUA.
Kedua, UNAIR melakukan pengujian kombinasi obat pada sel sehat yang dilakukan di Pusat Penelitian Dan Pengembangan Stem Cell Unair untuk mencari dosis toksik obat tersebut pada sel yang sehat (CC50).
Ketiga, melakukan pengujian potensi kombinasi obat tersebut untuk menghambat masuknya virus ke sel target dan untuk menghambat replikasi virus sehingga ditemukan IC50 obat terhadap virus.
“Semakin kecil nilainya (IC50-red) maka obat tersebut semakin besar potensinya untuk membunuh virus tersebut. Uji ini dilakukan di Lab BSL3 Lembaga Penyakit Tropis Unair,” jelas Purwati.
Tahap terakhir adalah mengevaluasi efektivitas kombinasi obat tersebut. Dengan pemeriksaan RT PCR setelah 24 jam kombinasi obat diberikan pada virus tersebut didapatkan hasil virus menjadi tidak terdeteksi dan terjadi peningkatan kadar sitokin anti-keradangan dan penurunan sitokin-sitokin keradangan dengan pemeriksaan metode ELISA.
Selain itu, UNAIR bekerja sama dengan Laboratorium Pengolahan Sel Punca ASC untuk melakukan uji efektivitas Haematopoetic Stem Cells (HSCs) Dan Natural Killer (NK) cells terhadap penanganan virus SARS CoV-2 isolat Indonesia tersebut.
HSCs Dan NK cells masing masing dibiakkan dari PBMC selama 3-4 hari untuk HSCs dan 1-2 minggu untuk NK cells.
Dari hasil uji tantang HSCs, setelah 24 jam virus sudah bisa dieliminasi oleh stem cell itu. Sedangkan, hasil uji tantang NK cells, setelah 72 jam didapatkan sebagian besar virus diinaktivasi oleh NK cells tersebut.