BNPT Janji Fasilitasi Keluarga Mantan Kombatan
“Mendengar itu saat peresmian masjid dan Pesantren Baitul Muttaqien di Desa Tenggulun, Lamongan, saya minta kepada Irjen Pol Hamidin (Deputi III BNPT) untuk menemui dulu Umar Patek di Lapas Porong karena saya saat itu masih belum ada waktu untuk ketemu. Sekarang saya punya waktu untuk bertemu sama para napi terorisme lainnya yang ada di Porong ini,” katanya
Alumnus Akpol tahun 1985 ini mengatakan, di dalam pertemuan tersebut, pihaknya saling berdiskusi dan saling sharing mengenai apa yang dirasakan para napiter.
“Saya ingatkan mereka bahwa kita boleh punya masa lalu, tapi kita juga punya masa depan. Selain itu kita sama-sama belomba-lomba dalam kebaikan. Kita melupakan masa lalu. Mari kita merajut hal-hal yang baik. Imbauan ini bukan kepada mereka saja, tapi juga dengan keluarganya,” ujar pria kelahiran Jakarta, 10 Mei 1962 ini.
Mantan Kapolda Jawa Barat itu berharap imbauan semacam ini akan lebih menyadarkan para napiter.
“Kami melihat teman-teman napi sudah banyak kesadaran. Mudah-mudahan betul dari hati yang ikhlas. Jangan cuma semata-mata karena tidak ikhlas atau sementara. Saya minta kesadaran ini harus terus dilakukan dengan tulus ikhlas. Kalau bangsa ini bersatu kan akan luar biasa,” tutur pria yang pernah menjabat sebagai Kadiv Humas Polri ini.
Pihaknya akan terus melakukan pendekatan-pendekatan dengan memmberikan nasihat terhadap para mantan kombatan yang dulunya ‘salah jalan’ untuk dapat kembali ke masyarakat dengan baik.
“Kami melakukan pendekatan dengan menggunakan hati. Bukan hanya kepada yang bersangkutan, kepada keluarganya pun sepanjang untuk hal baik akan kami fasilitasi dengan baik,” ujarnya
Terkait permintaan Umar Patek terhadap status kewarganegaraan istrinya yang belum menjadi WNI, mantan Wakapolda Metro Jaya ini berjanji melakukan koordinasi dengan otoritas pemerintahan yang berwenang.