Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Buat Ibu-ibu, Harga Bawang Bombai Rp 150.000 per Kilogram

Senin, 09 Maret 2020 – 21:12 WIB
Buat Ibu-ibu, Harga Bawang Bombai Rp 150.000 per Kilogram - JPNN.COM
Pedagang bumbu dapur di Pasar Induk Pasirhayam, Cianjur, berharap harga bawang bombai kembali normal. Foto: Ahmad Fikri/Antara

jpnn.com, CIANJUR - Minimnya stok di tingkat agen dan distributor sejak satu bulan terakhir, membuat harga bawang bombai di Pasar Induk Pasirhayam, Cianjur, melonjak menjadi Rp150.000 per kilogram.

"Kami terus memantau perkembangan harga kebutuhan pokok dan sayur mayur, kenaikan cukup tinggi terjadi pada bawang bombai yang diduga akibat minimnya stok," kata Kepala Pasar Induk Pasirhayam, Doni Triwibowo kepada wartawan, Senin.

Minimnya stok akibat gagal panen yang terjadi di tingkat petani menyebabkan stok di tingkat agen dan distributor kosong.

"Kami belum tahu pasti apa penyebabnya, namun kami menduga akibat hasil panen petani tidak maksimal karena cuaca ekstrem, sehingga harga di tingkat agen ke pedagang merangkak naik," katanya.

Ia menambahkan, kenaikan harga yang cukup tinggi hanya terjadi di bawang bombai, sedangkan bawang putih yang sempat melambung sudah mendekati harga normal termasuk cabai dan cabai rawit.

Harga bawang bombai kembali meroket di pasar tradisional di Cianjur, yang semula dijual Rp90.000 per kilogram melambung menjadi Rp150.000 per kilogram, sehingga berdampak terhadap penjualan yang menurun tajam.

"Pasokan minim, sejak beberapa pekan terakhir diduga sebagai penyebab tingginya harga bawang bombai yang terus merangkak naik. Sore ini harga beli dari agen kembali merangkak naik," kata Imas, pedagang bumbu dapur di Pasar Induk Pasirhayam.

Tingginya harga beli dari tingkat agen, membuat pedagang hanya mampu memesan tidak lebih dari 5 kilogram untuk memenuhi pesanan pelanggan yang sebagian besar pemilik jasa katering.

Melonjaknya harga bawang bombai menjadi Rp150.000 per kg diduga karena minimnya stok di tingkat agen dan distributor.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News