Bung, Ayok Ke Palangka...
"Janganlah membangun bangunan di sepanjang tepi Sungai Kahayan. Lahan di sepanjang tepi sungai tersebut, hendaknya diperuntukkan bagi taman sehingga pada malam yang terlihat hanyalah kerlap-kerlip lampu indah pada saat orang melewati sungai tersebut," paparnya.
Makanya, persis di belakang Tugu Soekarno, ada sebuah dermaga kapal wisata susur Sungai Kahayan, meski pun kini sepi.
Dari situ nampak juga Jembatan Kahayan, yang kini menjadi semacam simbol kebanggan Palangkaraya. Panjangnya 640 meter. Menghubungkan Palangkaraya dengan Kabupaten Barito Selatan. Kalau yang ini dibangun pada 1995 dan selesai 2001.
Oiya, yang mengatur kedatangan dan penyambutan Soekarno ke Palangkaraya adalah Tjilik Riwut, lakon yang pada 17 Desember 1946 mewakili 142 suku Dayak mengangkat sumpah setia bergabung dengan Indonesia di hadapan Presiden Soekarno.
Tjilik Riwut pun diangkat menjadi Gubernur Kalimantan Tengah yang pertama.
Nah, untuk mewujudkan mimpinya, "Soekarno berhasil meyakinkan Rusia untuk membangun jalan di sana. Jalan menembus hutan rimba," tulis Gerry van Klinken.
Para insinyur Rusia membangun jalan raya di lahan gambut. Lancar.
15 Desember 1958. Gubernur Tjilik Riwut menyerahkan Piagam Palangkaraya kepada Pemerintah Pusat.