Bung Karno: Masak Opo Bu? Oo, Sego Jagung, Aku Melok Mangan yo
Tidak hanya itu, menurut Suliono, Kampung Pancasila yang terdapat 250 Kepala Keluarga ini tingkat kegotongroyongannya sangat tinggi.
Bahkan sampai pemilihan Ketua RT dan RW pun dilaksanakan dengan musyawarah. "Masyarakat kumpul dan memilih bareng, sehingga sangat demokratis," ujar Suliono.
Begitu juga ketika ada permasalahan di kampung mereka, selalu diselesaikan dengan musyawarah kekeluargaan.
Sukatemin, 59, seorang penganut Hindu yang tinggal di Kampung Pancasila menuturkan bahwa keberagaman di kampung mereka justru menjadikan sebuah kehidupan yang harmonis.
"Umat Hindu di Kampung Pancasila ini sebanyak 22 KK, meskipun minoritas tetap tidak ada bedanya dengan umat agama lain. Kita berbaur dan membangun desa ini bersama-sama," terang Sukatemin.
Secara rutin di Kampung Pancasila ini, setiap hari Selasa malam selalu dilaksanakan kegiatan ibadah umat Hindu. Mereka bisa beribadah dengan tenang di tengah-tengah permukiman penduduk yang sebagian besar beragama Islam.
"Kalau hari raya, di sini ramai sekali, tidak hanya Hari Raya Nyepi, Hari Raya Idul Fitri, Hari Natal ramai sekali. Tidak satu dua hari saja ramainya, ndak cukup kalau hanya dua hari, minimal empat hari," ujar Sukatemin.
Secara bergantian warga datang ke rumah umat yang sedang berhari raya. "Kita datang untuk mengucapkan selamat berhari raya," ujar Sukatemin.