Bunga-Bunga Bermekaran dalam Narasi Simbolik
Oleh: Fajar Sidiq SukirnantoKusuma adalah bagaimana perupa mendeformasi dan menstilasi bentuk tipikal bunga menjadi bahasa metafora. Medium disiasati dengan kekuatan unsur garis, bentuk, tekstur dan komposisi yang melahirkan bidang-bidang semu, tekstur menjadi pengayaan akan gagasan karya seninya. Kita bisa melihat hasil karya yang lebih ekperimental dan abstrak dalam menggambarkan bunga.
Sekar menekankan pentingnya penggunaan teknik dan ekspresi artistik untuk menciptakan kesan bunga yang lebih dinamis dan menarik. Sang perupa juga mencoba mengombinasikan unsur garis yang kuat dengan bentuk geometrik yang mengesankan, sehingga bidang-bidang itu menghasilkan komposisi yang unik dan menarik dari sekadar bentuk aslinya.
Sekar juga dikenal sebagai bunga dalam bahasa Jawa, menggarisbawahi nilai
simbolisasi dan spiritualitas. Konsep sekar mencoba mewakili makna dan pesan dalam setiap bunga yang digambarkan. Bunga sering kali dihubungkan dengan perubahan musim dan dengan demikian dapat mewakili siklus kehidupan manusia.
Sekar juga adalah gambaran tentang kesuburan, kematian dan kelahiran, simbolis melalui bunga-bunga yang digambarkan dengan detail dan volume sentris. Artinya, di balik karya seorang perupa perempuan Antaresa Henditha ada pesan intuitif di balik kekuatan spiritualitas yang ingin dicitrakan.
Setiap medium ekspresi kode-kode penanda selalu mewakili perwatakan di dalam
kecenderungan membaca gejala zaman. Trilogi konsep seni puspita, kusuma dan sekar ini tentunya perupanya berusaha untuk mengomunikasikan sebuah medan ekspresi tentang makna keindahan alam, eksperimen dengan abstraksi dan memaknai narasi, simbolisasi dan spiritualitas.
Setelah kita baca ketiganya, konsep ini merujuk pada medan kreatifitas, ide