Bupati Meranti Minta Presiden Evaluasi Dubes RI di Kamboja
"Namun kami terkejut, ketika Senin pagi dalam pemberitaan di Riau, pak Dubes mengatakan bahwa Bupati Meranti datang tidak diundang, tidak beretika dan sebagainya, dan itu rilis resmi Pak Dubes pada media, pada kami beliau tidak mengatakan seperti itu," ungkap Irwan.
Keesokan hari pasca berita itu terbit, mereka berusahaan mencari informasi ke kantor Kedubes tapi dipersulit. Dia juga merasakan situasi, bahwa Dubes tidak senang dengan kehadiran mereka di sana. Padahal mereka datang ke Kamboja setelah berkoordinasi dengan pihak Kedubes.
"Tapi kami merasa Pak Dubes memusuhi kami. Kami menyesalkan seharusnya Dubes bisa berkooodinasi, apalagi saya bupati, pejabat negara dan datang menyelamatkan warga kami di sana. Saya berharap Pak Jokowi (Presiden-red) Menlu, Komisi I untuk dapat mengevaluasi kinerja Dubes kita di sana (Kamboja-red)," tegasnya.
Sebelumnya Dubes RI di Kamboja, Pitono Purnomo kepada Riau Pos (Grup JPNN) meradang mendapat laporan bahwa Bupati Meranti menudingnya telah berbohong dan mencari popularitas terkait mediasi kasus WNI asal Meranti.
''Pak Bupati telah memfitnah saya dengan keji,'' kata Pitono dengan nada tinggi pada Pekanbaru Pos di ruang kerjanya di Pnohm Penh.
Pria yang sudah menjadi diplomat selama 35 tahun ini mengatakan, dalam kasus warga Meranti, ia tidak memiliki unsur kepentingan apapun. Karena sudah menjadi kewajibannya selaku Dubes RI, untuk melindungi seluruh WNI yang bermasalah di wilayah kerjanya.
"Bupati mendesak jadwal pemulangan, sementara otoritas di sini masih memerlukan keterangan 13 warga kita demi menyelamatkan 10 warga lainnya. Saya sudah sampaikan ke Bupati, tolonglah bersabar,'' katanya. (fat/jpnn)